Sukses

4 Fakta Ganti Oli yang Wajib Anda Ketahui

Liputan6.com, Jakarta - Pemahaman soal oli sangat diperlukan ketika Anda memiliki kendaraan. Masalahnya, kesalahan dalam memilih atau saat mengganti oli bisa berakibat fatal nantinya kepada mesin. Berikut 4 fakta ganti oli yang harus Anda ketahui.

1. Sering Kena Macet Bikin Cepat Ganti Oli

Ada istilah oli stres atau sudah rusak. Artinya performa oli juga sudah menurun dalam menjalankan fungsi. Tapi benarkah kalau sering kena macet oli harus lebih sering diganti? "Menurut saya itu benar sekali. Karena mesin hidup terus tanpa ada odometer bergerak. Salah satunya, faktor panas lebih yang ditanggung mesin. Semakin panas temperatur, usia oli semakin pendek. Setiap kenaikan 10 derajat, oli semakin pendek usianya menjadi separuhnya," ungkap Agung Prabowo selaku Technical Specialist PT Pertamina Lubricant. Pada intinya, ganti oli dilakukan saat oli sudah stres dan kemacetan jalan ekstrem jadi salah satu penyebab oli cepat stres.

2. Sering Ganti Merek Oli Tidak Masalah

Berganti-ganti dalam pemilihan merek oli tidak menimbulkan masalah. Selama tipe olinya sesuai dan sama, termasuk spesifikasi dan SAE-nya sama, ganti merek sangat aman. "Kalau tipe olinya sama, juga spesifikasinya, tidak apa-apa. Selama basis olinya sama, meski beda merek, tak ada masalah," papar Agung.

Yang perlu diperhatikan, menurut Agung, jangan sampai tercampur antara oli mineral dengan full sintesis. Karena ada aditif yang tidak kompatibel antara keduanya. Jadi kalau mau beralih ke oli full sintetis, pastikan flushing atau pengurasan menyeluruh pada mesin agar bekas oli lama tidak tersisa lagi. Begitu juga sebaliknya. Selain itu, pastikan usia oli masih terbilang baru saat memilih full sintetis. Usia 3 - 6 bulan dipajang di toko merupakan rentang waktu yang masih bisa diterima. Lewat dari itu disarankan jangan membelinya.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3. Perubahan Warna Bukan Indikator Mengganti Oli

Semakin banyak bekerja oli akan semakin rusak. Warnanya juga berubah jadi lebih pekat. Wajar, karena perubahan warna menjadi indikasi kalau oli bekerja dengan baik mengikat partikel-partikel kecil agar tidak mengendap. Itu sejalan dengan salah satu fungsi oli, yakni membersihkan. Jadi perubahan warna oli semata tak bisa jadi patokan sebagai indikator waktu pergantian oli. "Oli yang bagus membawa kotoran lebih banyak, cukup lihat filternya saja. Tak perlu lama-lama, tiga hari (sejak mengganti) sudah cukup," ucap Agung.

4. Tak Wajib Ganti Oli Setiap 10.000 km

Anggapan kalau oli harus diganti setelah 10.000 km itu salah. Memang masing-masing manufaktur mobil memberi acuan mengganti oli berdasarkan waktu atau jarak penggunaan. Tapi jarak 10.000 km saja tidak wajib mengganti oli. Mengganti oli tetap dilakukan karena oli sudah stres tadi dan tak bekerja dengan baik. Jadi kalau ingin mengacu pada jarak, ya sebaiknya ikuti yang disarankan oleh manufaktur.

Sumber: Oto.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.