Sukses

Dolar Menguat, Begini Strategi Toyota Bantu Pemerintah

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah melakukan berbagai kebijakan ekonomi, dan salah satunya pembatasan mobil impor di atas 3.000 cc.

Liputan6.com, Singapura Nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga saat ini masih belum stabil, dan masih lebih dari Rp 14 ribuan. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah melakukan berbagai kebijakan ekonomi, dan salah satunya pembatasan mobil impor di atas 3.000 cc.

Melalui kenaikan pajak dan bea masuk, pemerintah berharap bisa menstabilkan trade balance antara ekspor dan impor, agar bisa mengurangi defisit neraca perdagangan agar transaksi berjalan positif.

Menurut  Executive GM Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), Fransiscus Soerjopranoto, kebijakan tersebut harus dilihat dari skala industri otomotif keseluruhannya terlebih dahulu. Saat ini, memang pembagiannya sudah jelas, antara completely knock down (CKD) dan completly built-up (CBU), dan pembatasan impor ini pasti berimbas untuk ekspor kendaraan CBU.

"Kalau ekspor CBU terkena, otomatis penjualan turun dan pastinya mempengaruhi market industri otomotif. Kalau awalnya kita tergetkan penjualan antara 1,06 juta sampai 1,18 juta pastinya tidak akan tercapai saat CBU dibatasi," jelas Soerjo saat berbincang dengan wartawan di Singapura, Kamis (14/9/2018).

Lanjutnya, jika bicara Toyota dari total penjualan, sekitar 26 sampai 27 persen memang masih CBU. Namun, sudah sebagian besar diproduksi dalam negeri alias CKD, dan yang paling besar dilakukan oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan PT Astra Daihatsu Motor (ADM).

"Kita sudah investasi, dan lokalisasinya juga sudah 80 persen bahkan ada yang di atas 90 persen. Menyikapi masalah perekonomian di Indonesia, pemerintah akan melakukan segala upaya, entah itu menaikan interest rate atau pembatasan impor, dan tidak hanya untuk industri otomotif tapi semua industri," tegas pria ramah ini.

 

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bagaimana Toyota menyikapi masalah ini?

"Pertama, kalau kita bisa mendayagunakan CKD yang sudah ada, dan diperbesar akan sangat baik untuk menggantikan CBU. Kedua, menaikan ekspor yang berarti trade berjalan akan positif, dan kita akan mendapatkan dolar," tegasnya.

Sejatinya, dua langkah strategis yang dilakukan Toyota ini merupakan strategi untuk membantu pemerintah. Pasalnya, tidak ada yang mau jika nilai dolar terhadap rupiah terus tinggi, bahkan mencapai Rp 15 ribu. "Kalau sudah begitu akan kena semua, karena produk akan naik, tidak hanya di otomotif. Dan itu akan berefek ke demand," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.