Sukses

Toyota Siap Pakai Bahan Bakar B20 di Kendaraannya, Asal...

Pemerintah resmi mendorong penggunaan bahan bakar minyak (BBM) berjenis solar dengan campuran 20 persen minyak nabati (sawit), atau yang disebut B20.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah resmi mendorong penggunaan bahan bakar minyak (BBM) berjenis solar dengan campuran 20 persen minyak nabati (sawit), atau yang disebut B20. Hingga saat ini, penggunaan bahan bakar tersebut sudah diterapkan untuk kendaraan non public service obligation (PSO) atau tak bersubsidi, dan bakal berlanjut untuk kendaraan pribadi.

Menurut Rouli Sijabat, PR Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), raksasa otomotif asal Jepang ini pada dasarnya telah siap menggunakan bahan bakar tersebut. Namun, hingga saat ini pihaknya memang masih terus melakukan studi untuk melihat pengaruhnya terhadap mobil diesel yang dimiliki Toyota.

"Isu penggunaan bahan bakar nabati untuk mobil Toyota, memang sudah diuji tempo hari oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Beberapa model diesel sudah lewat uji, dan tidak masalah," jelas Rouli saat berbincang dengan wartawan di Singapura, Rabu (13/9/2018).

Lanjut Rouli, meskipun begitu saat ini pihaknya masih terus melakukan studi, terkait seberapa besar pengaruh B20 untuk kendaraan Toyota. Terlebih, bagaimana efek yang ditimbulkan penggunaan B20 terhadap komponen pendukungnya.

"Mungkin, bisa saja pengaruhnya harus lebih sering dicek filter bahan bakarnya. Kemungkinannya, waktu penggantian jadi lebih pendek. Namun, jika sudah diganti, mesin bakal aman," tambah pria ramah ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Pengujian lebih lanjut terkait penggunaan BBM B20 ini, tidak lain bertujuan untuk kepentingan konsumen. Sebagai distributor, PT TAM berkewajiban jika apa yang digunakan untuk kendaraannya memang aman digunakan oleh penggunanya atau konsumen.

"Sebetulnya siap (menggunakan B20), ya iya. Saat ini, mengecek dampak terhadap purna jualnya, karena itu kan nabati ada faktor temperatur suhu lebih cepat panas dan menggumpal, dan itu butuh waktu," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.