Sukses

Fakta Unik Honda Super Cub yang Belum Anda Ketahui

Honda Super Cub C125 generasi terbaru diluncurkan oleh PT Astra Honda Motor untuk pasar Indonesia di Gaikindo Indonesia International Auto Show 2018. Harganya Rp 55 juta (OTR Jakarta).

Liputan6.com, Jakarta - Honda Super Cub C125 generasi terbaru diluncurkan oleh PT Astra Honda Motor untuk pasar Indonesia di Gaikindo Indonesia International Auto Show 2018. Harganya Rp 55 juta (OTR Jakarta). Dirilis sebagai sebuah penghargaan bagi model Super Cub C100, yang pernah menjadi motor terlaris Honda.

Pada 2017 lalu, tercatat 100 juta Super Cub sudah diproduksi oleh merek berlambang sayap ini. Angka itu membuatnya sebagai motor paling banyak diproduksi oleh sebuah pabrikan. Faktanya, bukan angka itu saja yang fenomenal. Super Cub merupakan pionir di banyak lembar sejarah industri, khususnya sepeda motor.

Motor Bebek ‘Pertama’

Era motor bebek (moped) mungkin sudah dimulai jauh di Eropa sebelum Honda merilis Super Cub. Namun bebek yang sudah duluan melenggang, kebanyakan masih menggunakan pedal untuk dikayuh. Fungsinya pun tak jauh dari sepeda tak bermesin, hanya saja memiliki perangkat mekanikal untuk meringankan kerja pengendara. Kepraktisannya pun masih kalah dengan jenis skuter.

Para pimpinan Honda, saat itu (1956), sedang melakukan turing ke Eropa pun melihat ide, ada potensi jenis motor kompak ini untuk berkembang. Riset demi riset, mereka pun sepakat untuk menyajikan motor yang memiliki kepraktisan tingkat tinggi, mudah perawatannya, nyaman dikendarai dan mampu dikembangkan di masa depan.

Manifestasinya Honda Super Cub C100 (1958). Motor bebek dengan sejumlah solusi atas kebutuhan masyarkat kala itu. Mesinnya 50-cc 4-tak pada konstruksi rangka backbone. Kemampuannya untuk menjelajah lebih di atas motor bebek yang ada saat itu. Bahkan kenyamanannya mendekati motor naked bike yang saat itu berukuran besar. Ukuran pelek yang besar juga membuatnya andal di jalan lebih dari jenis skuter. Potensi pengembangan desain? Lihat saja Supra GTR150 yang ada sekarang, DNA bebeknya mengalir dari C100.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mesin 4-Tak

Mesin 4-Tak (4-stroke) merupakan inovasi di era itu. Honda mungkin bukan yang pertama mengaplikasikannya di motor roda dua. Namun untuk bebek, merekalah yang pertama. Mesin ini merupakan unit 1-silinder 49 cc dengan kemampuan produksi daya 4,5 daya kuda. Pendinginnya udara, dan sistem penghasil energi listrik adalah magnet dengan platina untuk mendukungnya di sektor pengapian.

Tujuan Honda menggunakan mesin ini ternyata cukup unik. Takeo Fujisawa, salah satu pendiri Honda, ingin mesin dan knalpot yang suaranya lebih asyik didengar. Mesin 4-tak mampu mengakomodir itu ketimbang 2-tak.

Sayap Plastik

Sayap (fairing) depan pada bodi motor Honda memang sejatinya sudah ada sebelum digunakan oleh Super Cub. Namun untuk jenis motor bebek, C100 lah yang pertama menggunakannya. Tujuannya pun sama seperti aplikasi di motor naked bike, memberikan perlindungan untuk kaki dan betis pengguna dari batuan kerikil di jalanan maupun material lainnya.

Fujisawa lagi-lagi mensyaratkan pada Soichiro Honda (pendiri Honda) untuk menggunakan perangkat ini namun dengan fungsi yang lebih luas. Ia ingin sayap itu bukan saja melindungi kaki, namun juga menutupi bagian mesin dan perkabelan yang terlihat ruwet saat itu. Jika syarat ini dituruti, Fujisawa berjanji akan sukses menjual motor ini ke semua pedagang Mi Soba (mi khas Jepang) yang menggunakannya sebagai kendaraan antar.

“Kalau Anda bisa merancang motor kecil, katakanlah 50 cc dengan pelindung untuk menutupi mesin, kabel dan selang yang ada, Saya akan menjualnya. Saya tak tahu ada berapa restoran Soba di Jepang, tapi saya bertaruh, semua toko menginginkan motor ini untuk layanan antar,” ucap Fujisawa seperti dilansir laman Motorcycle.

Demi menghadirkan sayap syarat dari Fujisawa, material plastik pun dibutuhkan. Maklum saja, sebelumnya bahan yang umum untuk menyusun fairing atau sayap adalah pelat besi. Untuk motor kecil dan mesinnya hanya 50-cc tentu bahan itu terlalu berat. Teknologi plastik pun saat itu masih sulit diakomodir oleh penyuplai Honda, namun setelah melalui berbagai fase, akhirnya polyethylene pun jadi material utama penyusunnya. Sejarawan motor, Clement Salvadori bahkan menulis “Kontribusi Super Cub paling hebat adalah dipakainya material plastik yang berfungsi sama halnya dengan besi dengan biaya produksi yang rendah.”

 

 

 

3 dari 3 halaman

Bengkel

Di era 1950an, bengkel mungkin belum sebanyak sekarang. Bahkan di Jepang sekalipun, yang saat itu sudah mulai jadi pemimpin pasar di industri motor. Durabilitas pun kala itu jadi pekerjaan rumah yang sangat besar bagi pabrikan. Pasalnya, demi menyajikan kendaraan yang menjamin kenyamanan pengguna sehari-hari, mereka tak bisa menyajikan motor yang mudah rusak.

Satu PR sudah diselesaikan, Super Cub berhasil jadi motor dengan perawatan paling murah. Namun tetap saja, ada suku cadang yang harus diganti secara berkala demi menjaga performanya. Orang awam tentu kesulitan menggantinya. Sadar atas hal itu, Fujisawa mengirim 15 ribu surat ke seluruh toko motor di Jepang. Ia menyebut bahwa seperti para leluhurnya belajar memahami dan memperbaiki sepeda, sekarang para pemilik toko harus mampu melakukan hal yang sama pada motor, alat transportasi masa depan. Uniknya, respons para pemilik toko positif dan berimbas pembuatan dealer berlayanan bengkel resmi Honda dengan standar nasional.

Sumber: Oto.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.