Sukses

Kejar Pengurangan Emisi dan Bahan Bakar, Penggunaan LCEV Harus Masif

Perkembangan kendaraan elektrifikasi di Indonesia bertujuan untuk mengurangi emisi gas buang CO2.

Liputan6.com, Tangerang - Perkembangan kendaraan elektrifikasi di Indonesia bertujuan untuk mengurangi emisi gas buang CO2. Selain itu, penggunaan mobil atau motor ramah lingkungan ini, juga untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil.

Berdasarkan hasil riset dari tim Universitas Indonesia (UI), yang diwakiliki LPEM UI terhadap penggunaan kendaraan listrik, untuk mencapai target tersebut penggunaan mobil jenis ini harus berlangsung secara masif atau besar-besaran.

Dengan begitu, dibutuhkan langkah-langkah untuk membuat teknologi ini populer di kalangan masyarakat. Dan hal tersebut, menjadi salah satu kunci keberhasilan pengembangan berteknologi listrik.

"Masyarakat harus memahami keunggulan dan keuntungan mengendarai atau memiliki kendaraan jenis tersebut. Barulah bisa mengharapkan mereka bisa membeli atau memakai," jelas Chaykal Nuryakin, perwakilan dari LPEM UI, saat ditemui di GIIAS 2018, di ICE, BSD City, Tangerang.

Untuk mencapai target itu juga dibutuhkan regulasi yang mendukung agar industri kendaraan berteknologi listrik ini bisa tumbuh di dalam negeri.

Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi, asosiasi kendaraan roda empat di Indonesia sangat mendukung kebijakan pengembangan industri elektrifikasi.

"Pengembangan ini memang perlu dilakukan secara bertahap. Untuk tahap awal sebaiknya dikembangkan konsep mobil hybrid mengingat membutuhkan infrastruktur tambahan,' tegas Nangoi.

 

Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Jika pengembangan kendaraan elektrifikasi langsung melompat ke mobil plug-in hybrid (PHEV) atau listrik, membutuhkan waktu yang panjang. Selain itu, saat ini sudah banyak APM yang sudah memasarkan mobil hybrid.

"Sejalan dengan penerapan kebijakan tersebut, biar nantinya konsumen yang menentukan produk mobil elektrifikasi yang akan mereka pilih," tegas Nangoi.

"Harus disiapkan infrastrukturnya, untuk mendukung kehadiran produk elektrifikasi. Ketika harga bahan bakar minyak sudah tinggi dan infratrsuktur memadai, masyarakat pasti akan beralih memakai produk tersebut," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.