Sukses

Gara-Gara Kecelakaan Lady Diana, Perusahaan Otomotif Berlomba Buat Mobil Teraman

Sebelum meninggal dunia, tak ada pengujian overlap atau tes mobil ditabrakkan ke dinding dengan posisi separuh.

Liputan6.com, Jakarta - Lolos uji tabrak atau crash test keselamatan rupanya jadi salah satu nilai plus bagi sejumlah merek otomotif. Terlebih jika nilai pengujian mendapatkan point tertinggi berupa bintang lima.

Namun tahukah Anda, salah satu uji tabrak yang kini diterapkan lembaga independen itu merupakan buntut dari peristiwa kecelakaan tunggal, Putri Diana dan Dody Al Fayed, di terowongan Pont de l'Alma, di Paris, Prancis, Minggu (31/8/1997).

Setidaknya hal itu juga diakui pemerhati otomotif termasuk mantan pembalap rally, Taqwa Suryo Swasono.

“Crash Test ini terus berkembang, boleh percaya boleh tidak salah satu pemicunya kematian Lady Diana tahun 1997. Pada tahun 1997  dia pakai mobil Eropa merek premium (Mercedes-Benz S-280), kemudian dia menabrak salah satu sisi depan bagian kiri dan mobil menabrak tiang. Kemudian meninggal,” ungkap Taqwa saat ditemui wartawan di acara GIIAS 2018 di ICE, BSD, Tangerang Selatan, Selasa (7/8/2018).

Pria yang kini memilik workshop Garden Shop itu juga menyatakan, sebelum ibu Pangeran William dan Pangeran Harry meninggal dunia, tak ada pengujian overlap test atau tes mobil ditabrakkan ke dinding dengan posisi separuh, dan small overlap adalah posisinya seperempat.

Sebaliknya, sebelum 1997, hanya ada Frontal Crash Test. Dimana mobil yang akan diuji seluruhnya ditabrakkan langsung full 100 persen body mobil ke sebuah tembok.

“Ternyata, beda saat mobil ditabrakkannya hanya setengah atau seperempat bagian. Impactnya sangat luar biasa. Sejak itu pabrikan berlomba meng-improve kendaraannya. Ada tabrak separuh tes, seperempat tes. Jadi Crash Test ini sangat penting," tuturnya.

Adapun untuk melakukan tes crash ini biasanya dilakukan pada kendaraan dengan kecepatan di rentang 60-64 kilometer per jam. Posisi mesin saat pengujian dalam kondisi mati, tetapi kunci kontak ON, agar pada bagian feature, safety system, serta lain-lain dalam kondisi menyala.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sekilas Soal Lady Diana Pasca Kecelakaan Maut

Putri Diana masih bernyawa sesaat setelah Mercedes hitam yang ditumpanginya menubruk dinding terowongan Pont de l'Alma, Paris, Prancis pada 31 Agustus 1997 pukul 00.30.

Dalam keadaan tergeletak tak berdaya di dalam mobil yang hancur, kepala Princess of Wales menghadap samping. Ia sempat membuka matanya. Perempuan itu menyaksikan detik-detik terakhir kekasihnya, Dodi Fayed menghembuskan nafas terakhirnya. 

Lalu, dua kata ini yang meluncur dari bibir Diana. "My God (Tuhanku)," ucapnya lirih. Demikian disampaikan Sebastien Dorzee, petugas kepolisian Prancis yang pertama kali tiba di tempat kecelakaan tersebut, seperti dikutip dari Daily Mail.

Dorzee mengaku langsung mengenali wajah Diana meski sang putri bersimbah darah. Dari empat orang yang ada di dalam mobil, tubuhnya dalam kondisi relatif paling baik.

"Darah keluar dari mulut dan hidungnya. Ada luka yang dalam di dahinya...Pada saat bersamaan, ia mengelus perutnya. Ia pasti sangat kesakitan," ujar Dorzee.

Lalu, Diana menoleh ke arah depan mobil, dan melihat pengemudi yang sudah tak bernyawa. "Ia menjadi gelisah. Lalu Lady Di menundukkan kepalanya lagi dan menutup matanya," imbuh Dorzee.

Beberapa menit kemudian, Diana bertanya kepada paramedis Xavier Gourmelon yang mendekat ke arahnya, "Ya Tuhan, apa yang terjadi?".

Sementara Diana masih sadar sesaat setelah mobil yang ditumpanginya mengalami kecelakaan, Dodi Al Fayed yang duduk di sampingnya dinyatakan tewas di lokasi kejadian.

Sopir mobil nahas Henri Paul, bernasib sama dengan Al Fayed. Sementara itu pengawal Diana, Trevor Rees-Jones, selamat akibat kantong udara yang mengembang di depannya.

Dorzee mengkritik keras ulah paparazi di lokasi kecelakaan. Kata dia, para pemburu foto heboh para selebritas itu sungguh jahat. Mereka berkali-kali mengeluarkan kata-kata bernada menghina terhadap petugas yang ada di sana.

Para paparazi juga saling adu mulut. "Ini salahmu," kata seorang paparazi pada rekannya, seperti dikutip dari Telegraph.

Saat petugas lain, Lino Gagliardone menghampiri Rees, Dorzee mencoba untuk memeriksa denyut nadi Diana, tepat di bawah dagunya. Pria Prancis itu berusaha mengajaknya bicara dalam Bahasa Inggris sebisanya.

"Saya tetap di posisi itu, sambil memerintahkan pada para fotografer -- yang bertengkar satu sama lain dan menghinaku -- itu untuk minggir," kata dia. 

Diana sempat dilarikan ke Rumah Sakit Pitie-Salpetriere, Paris. Sekuat apapun paramedis mencoba menyelamatkan jiwanya, upaya itu tak berhasil.

Lady Diana Spencer dinyatakan meninggal dunia pada usia 36 tahun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.