Sukses

Viral, Emak-Emak Pengemudi Ojek Online Pukul Pengguna Trotoar

Seperti rekaman video yang beredar, emak-emak pengemudi online ngamuk memukuli pejalan kaki di atas trotoar di Jalan Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Pengendara sepeda motor di Jakarta kerap tidak menghargai para pejalan kaki. Bahkan, mereka terkadang merasa seenaknya melaju di trotoar.

Parahnya, ketika ditegur pejalan kaki, terkadang pengendara motor kerap balik memarahi. Setidaknya hal itu yang dialami seorang pria yang diketahui bernama Alif.

Seperti rekaman video yang direkamnya, ketika jam sibuk, Alif berjalan kaki di atas trotoar di Jalan Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat.

Alif yang merasa kesal dengan ulah para pengendara sepeda motor menghalangi jalurnya, memilih untuk merekam dan menegurnya. “Jangan dibiasain pak, ini buat pejalan kaki trotoar,” ucap Alif yang asyik berjalan kaki.

Namun ternyata, sang pengendara sepeda motor yang ditegur Alif ternyata emak-emak pengendara ojek online. Tak hanya itu, emak-emak yang menggunakan motor bebek itu justru mempertanyakan kembali siapa ‘Alif’.

“Kamu siapa? Kamu petugas apa?” tanya emak-emak tersebut kepada Alif.

“Saya Alif, pejalan kaki,” jawab Alif.

Setelah teguran tersebut Alif dan emak-emak yang tak disebutkan namanya sempat beradu argumen. Parahnya, Alif disebut orang gila, dan caranya dianggap mirip petugas.

Usai memberikan teguran Alif kembali berjalan kaki, namun ternyata emak-emak tersebut berbalik kembali menghampiri Alif, dan langsung memukulnya.

Mau tahu bagaimana aksi Alif vs emak-emak, lihat videonya di bawah ini:

 

 

Seorang pejalan kaki di daerah jalan Jatiwaringin, Jakarta Timur merekam aksi pengemudi ojek online perempuan yang tidak terima ditegur karena telah berjalan diatas trotoar. . Kejadian yang terjadi pada Senin (6/8) malam kemarin berawal dari pejalan kaki tersebut yang menegur si Ibu pengemudi ojek online untuk tidak berjalan diatas trotoar dan kembali ke jalan raya sebagaimana mestinya. . Namun, nampaknya si ibu tidak terima ketika ditegur dan langsung memukul pejalan kaki dengan menggunakan Helm dan menampar pejalan kaki dengan tangannya. . 🎥 Twitter @trotoarian ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ @satpolpp.dki @aniesbaswedan @sandiuno @dishubdkijakarta @trotoarian_bdg @koalisipejalankaki @budayadisiplin #trotoarian #koalisipejalankaki #savepedestrian #ayojalankaki #trotoar #pedestrian #ayotertib #lalulintas . #polresbogor #poldajabar #budayadisiplin #polresbogorkabupaten #kapoldajabar #kapolresbogor #polisijawabarat #polisi #police #polri #indonesia #jawabarat #bogor #multimediahumaspolri #abdinegaraofficial #kamihumaspolri #tmcpolresbogor

A post shared by Pejalan Kaki & Trotoar (@trotoarian) on

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

YouTuber Ini Buktikan Jalur Kuning di Trotoar Berbahaya

Sejumlah titik di ibu kota atau pun wilayah lain sedang berbenah dengan memperbanyak dan melebarkan jalur trotoar untuk memenuhi hak pejalan kaki. Jalur kuning yang dipasang di trotoar bukanlah hiasan, tapi memang sengaja ada untuk para penyandang disabilitas khususnya tunanetra.

Namun sayang, di beberapa lokasi masih terlihat ada jalur kuning yang dinilai berakhir mencelakakan. Hal ini diperlihatkan langsung melalui video dari seorang youtuber @ghandynovember melalui akun instagramnya.

Ghandy mencoba mengajak beberapa temannya untuk menjajal langsung menggunakan jalur kuning yang dinilai mencelakakan. Entah di tengah jalur ada tiang listrik yang tegak berdiri kokoh di tengah jalur, ada pohon, pot besar atau bahkan ada yang membuat jalur ini berakhir di sebuah selokan.

Mereka mencoba untuk menutup mata dan berjalan di jalur kuning. Hasilnya, ada yang tertabrak pohon, kotak panel listrik bahkan ada yang sampai jatuh dari trotoar. Ini membuktikan jalur kuning yang dibuat bukannya untuk membantu malah bisa mencelakakan penggunanya yakni penyandang disabilitas.

Jalur kuning tersebut dibuat dari ubin dengan pola yang timbul seperti huruf Braille. Polanya berupa garis-garis dan titik-titik. Kita dapat merasakan adanya pola timbul itu di bawah alas kaki. Pola garis adalah tanda untuk berjalan lurus. Pola titik menandakan untuk berhenti sejenak.

Jalur kuning ini dibuat untuk memudahkan penyandang tunanetra. Apabila ada halangan di jalur ini, maka jalur dibuat sedikit berbelok. Itu sebabnya jalur ini membelok saat bertemu dengan tiang listrik, pohon, atau pot bunga. Hal ini dibuat agar para tunanetra tidak tersandung. 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.