Sukses

Nasib Tragis Mobil Termurah di Dunia, Produksi Tata Nano Dibekukan

Tata Nano harus menelan pil pahit. Kabar terbaru menyebutkan bahwa Tata Motors menghentikan produksi Nano.

Liputan6.com, Jakarta Tata Nano harus menelan pil pahit. Kabar terbaru menyebutkan bahwa Tata Motors menghentikan produksi Nano.

Melansir drivespark, hal ini dilakukan karena penjualan Nano yang semakin terpuruk. Selama bulan Juni, Tata Nano hanya diproduksi sebanyak satu unit.

Sedangkan pada periode bulan yang sama, Juni 2017, Tata Nano memproduksi 275 unit. Tata Motors hanya akan memproduksi Nano saat ada pesanan.

Hal itu juga bukan berarti Nano akan bisa bangkit dari keterpurukannya. Tata Motors kemungkinan secara resmi akan menghentikan produksi jika pemesanan bulan berikutnya benar-benar buruk.

Namun Tata Nano belum dihentikan di India. Konsumen masih bisa membeli Nano dengan memesan melalui diler terdekat. Sehingga sistemnya pun mirip dengan mobil premium.

"Nano telah menjadi mobil ikonik yang mencerminkan semangat inovatif perusahaan dan para pemimpinnya. Keputusan tentang Siklus produksi produk, adalah pandangan holistik yang diambil setelah mempertimbangkan perkembangan pasar, peraturan dan lanskap kompetisi yang muncul," ujar juru bicara Tata.

Sebelumnya dilaporkan bahwa Tata Motors sedang mengerjakan proyek baru untuk mengubah nasib Nano. Sepertinya Tata Motors tidak mau menyerah pada Nano karena lebih dari mobil India.

Sumber: Otosia.com

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tata Nano Jadi Mobil Uji Coba

Membangun mobil otonom atau swakemudi tidak harus mahal. Di India, mobil termurah di dunia yaitu Tata Nano disulap mampu berjalan tanpa sopir (1/3/2016).

Adalah Roshy John, Practice Head dari Tata Consultancy Services berhasil menciptakan mobil otonom itu. John terinspirasi menciptakan mobil dengan kemudi otomatis saat naik taksi lima tahun yang lalu.

Dilansir Autoevolution, John saat itu menumpang taksi dari bandara. Selanjutnya ia menyadari kalau si sopir kondisinya lebih mengantuk darinya yang baru terbang. Ia lantas menawarkan diri untuk menggantikan si sopir saat mengemudi untuk memastikan perjalanan berjalan dengan selamat.

Kejadian ini memotivasi Roshy untuk mencari cara membuat mobil otonom. Roshy sengaja memilih Tata Nano bukan karena harganya yang paling murah, namun karena konfigurasi mesin belakang. Ini memungkinkan ruang di bagian depan mobil untuk dipasangi sensor.
Roshy bersama tim mengembangkan sensor untuk mencapai tingkat yang lebih presisi. Pengujian langsung dilakukan di India dan mobil harus bisa mengatasi berbagai tantangan lalu lintas yang tidak menentu. Proses pengujian dilakukan dengan menggunakan kamera untuk memantau efisiensi dan sistem otonom selama mobil berjalan.

Kendala dalam menciptakan mobil otonom yaitu pada sistem transmisi Tata Nano yang masih manual. Mereka lantas merekayasa sistem transmisi ini agar dapat berpindah secara otomatis. Teknologi ini serupa dengan mobil Eropa namun pendekatan ala India lebih murah.

Sistem otonom ini diklaim dapat dijejalkan ke mobil apapun dengan proses pemasangan kurang dari sejam. Sayangnya, tidak dijelaskan berapa biaya yang dibutuhkan untuk membangun mobil yang bisa berjalan secara otomatis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.