Sukses

Keren, Skutik Peugeot Ini Dilengkapi Supercharger

Jauh sebelum Kawasaki menyematkan forced induction pada Ninja H2, sudah ada motor lain yang mesinnya dilengkapi dengan sistem suplai udara untuk meningkatkan performa. Bahkan, produk itu ialah skutik, yakni Peugeot Jetforce Compressor. Pabrikan asal Perancis itu me

Liputan6.com, Jakarta - Jauh sebelum Kawasaki menyematkan forced induction pada Ninja H2, sudah ada motor lain yang mesinnya dilengkapi dengan sistem suplai udara untuk meningkatkan performa. Bahkan, produk itu ialah skutik, yakni Peugeot Jetforce Compressor. Pabrikan asal Perancis itu memang lebih terkenal di sektor kendaraan roda empat atau mobil.

Mulanya, , Peugeot Jetforce ditawarkan dalam dua varian mesin, yaitu 50cc dan 125cc. Kala itu, keduanya tak terlalu mencolok di pasaran. Alih-alih membekali skutik tersebut dengan mesin yang lebih besar, seperti 250cc atau bahkan 400cc, pihak pabrikan justru ingin mesin 125cc mereka menyamai performa 250cc. Itu pun tanpa harus mengorbankan bobot, dimensi, dan bahkan efisiensi bahan bakar.

Alhasil, pabrikan asal Perancis tersebut menyematkan supercharger pada Peugeot Jetforce sehingga muncullah embel-embel 'Compressor' di belakang namanya. Skutik ini merupakan motor pertama yang diproduksi secara massal yang menggunakan supercharger, setelah 1930-an silam.

Sebenarnya, tampilan skutik yang diproduksi sejak tahun 2003 hingga 2009 ini tak terlalu istimewa meski kental dengan nuansa sporty Eropa. Secara dimensi, ukurannya tak terlalu besar dibanding skutik Eropa kebanyakan. Bobotnya pun lebih ringan karena menggunakan frame aluminium twin-spar backbone yang kokoh dan rigid.

Supaya distribusi bobot seimbang, tangki bahan bakar diletakkan di bawah frame utama. Menariknya lagi, suspensi depannya tetap teleskopik namun berpenampilan layaknya shockbreaker upside-down dan suspensi belakang monoshock.

Fitur Peugeot Jetforce Compressor pun tak bisa diremehkan. Skutik ini dibekali rem depan dual disc-brake keluaran AJP dan dilengkapi ABS single-channel. Selain itu, pihak pabrikan tak lupa menyematkan ban gambot dan 4 buah projector sebagai lampu utama.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Mesinnya sebenarnya sama dengan versi standar, yaitu 1-silinder 125cc. Selain penggunaan supercharger, pembeda lainnya ialah cylinder head yang dilengkapi dengan SOHC 4-valve serta sistem pendingnan yang jauh lebih mumpuni. Hal itu dilakukan supaya suhu mesin tak terlalu panas karena efek dari supercharger.

Supercharger-nya diletakkan di atas blok CVT dan berputar dengan bantuan gear driven dari putaran mesin. Peugeot juga menyiapkan intake khusus untuk menyuplai udara guna mendinginkan bilah baling-baling. Sedangkan tekanan yang dihasilkan supercharger didinginkan oleh intercooler di sebelah radiator sebelum akhirnya masuk ke ruang pembakaran.

Boost atau suplai udara yang ditambahkan sebenarnya tak terlalu besar, hanya sekitar 1 Psi. Namun, karakter supercharger membuat mesin tak terlalu mengalami lag layaknya turbocharger. Alhasil, performa yang keluar pun setara dengan skutik 250cc, bahkan di atasnya.

Dengan kehadiran supercharger, Peugeot Jetforce Compressor mampu memuntahkan tenaga sebesar 20,4 Tk/ 9.500 rpm dengan torsi maksimal mencapai 16,5 Nm/ 6.000 rpm. Performa tersebut membuatnya memiliki kecepatan maksimal 135 kpj. Istimewanya lagi, bobot skutik ini hanya 158 kg atau lebih ringan ketimbang skutik maxi 250cc kala itu yang berkisar 180 kg sampai 190 kg.

Sumber : Otosia.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.