Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian mendorong sejumlah pelaku manufaktur otomotif dan perguruan tinggi untuk menghasilkan inovasi teknologi. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pengembangan produksi mobil listrik di dalam negeri.Â
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan teknologi mobil listrik ada bermacam-macam tipe, antara lain plug-in hybrid, hybrid, dan electric vehicle.
Advertisement
Baca Juga
Menurutnya, beberapa manufaktur otomotif di Indonesia telah siap berinvestasi untuk mengembangkan kendaraan emisi karbon rendah (low carbon emission vehicle/LCEV) atau mengusung konsep ramah lingkungan, termasuk mobil listrik.
"Seperti Mitsubishi, yang telah menghibahkan sebanyak 10 mobil listrik kepada Pemerintah Indonesia untuk dilakukan studi bersama mengenai teknologinya. Kemudian, Toyota juga tengah melakukan studi bersama dengan melibatkan UI, UGM, ITS dan ITB yang akan mempelajari teknologi berbagai tipe mobil listrik," kata Airlangga dalam keterangan resminya, Jumat (25/5/2018).
Airlangga menilai, salah satu kunci pengembangan mobil listrik itu berada di teknologi energy saving, yaitu penggunaan baterai.
Â
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Selanjutnya
"Indonesia punya sumber bahan baku untuk pembuatan komponen baterai, seperti nikel murni," kata dia.
Nikel murni ini bisa diproduksi dan diolah di dalam negeri. Bahkan, sudah ada industri pengolahan nikel murni yang berinvestasi di Morowali dan Halmahera.
"Selain itu, ada satu bahan baku lainnya, yakni kobalt yang juga dapat mendukung pembuatan baterai. Potensi kobalt ini ada di Bangka," jelasnya.
Advertisement
Dengan ketersediaan dua sumber bahan baku tersebut, ia yakin teknologi baterai untuk mobil listrik dapat dikuasai terlebih dahulu. Mobil ramah lingkungan juga bisa menggunakan fuel cell atau bahan bakar hidrogen.
Untuk diketahui, Kemenperin telah bekerja sama dengan Fraunhofer dan Tsukuba University untuk melakukan litbang terhadap jenis ganggang tertentu dengan Palm Oil Mill Effluent (POME) yang bisa menghasilkan biofuel.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement