Sukses

Sepeda Motor Rusak atau Hilang Lewat Jasa Ekspedisi, Siapa Tanggung Jawab?

Ada yang diragukan masyarakat jika mengirim sepeda motor lewat jasa ekspedisi. Ya, salah satunya adalah kerusakan dan kehilangan.

Liputan6.com, Jakarta Mengirim sepeda motor ke kampung halaman lewat jasa ekpedisi memang merupakan cara alternatif yang dilakukan masyarakat di Indonesia.

Dengan jasa ini, maka konsumen tak perlu menguras waktu dan letih mengendarai. Hanya saja, ada yang diragukan masyarakat jika mengirim sepeda motor lewat jasa ekspedisi. Ya, salah satunya adalah kerusakan dan kehilangan.

Menanggapi hal tersebut, Septi, pegawai operasional jasa ekspedisi PT Benny Putra menyatakan, hal itu akan menjadi tanggung jawab perusahaan pengiriman.

“Tapi, sebelum di-packing diperiksa dahulu, ada kerusakan, pecah atau apa yang kurang. Jika demikian nanti kita bikin surat karena ada kekurangan,”  ucap Septi kepada Liputan6.com, di jalan Stasiun Senen, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Tak hanya mencatat kerusakan, sebelum di-packing, petugas juga akan melakukan pengecekan berupa helm, hingga jeroan bagasi.

“Kalau misalkan bagian spakbor rusak atau patah kita ganti seperti yang sudah digunakan,” tuturnya.

Untuk kerusakan seperti lecet kecil memang mungkin saja terjadi. Hal ini karena setiap pengangkutan sepeda motor bersamaan dengan motor lainnya.

Namun  begitu, Septi menuturkan, untuk soal kehilangan hingga saat ini belum terjadi. Jadi masih aman.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kirim Motor Saat Mudik BBM Wajib Kosong, Kenapa?

Menggunakan sepeda motor di kampung halaman ketika mudik bisa saja dilakukan, yaitu dengan cara mengirimnya menggunakan jasa pengiriman ekspedisi.

Akan tetapi satu yang wajib diperhatikan adalah tangki bahan bakar sepeda motor harus kosong atau minimal hanya sedikit saja. Hal ini diungkapkan langsung pegawai operasional jasa ekspedisi PT Benny Putra, Gito.

“Semua bahan cair yang berpotensi mudah terbakar memang tak boleh dibawa, bensin, atau gas. Kami ikut regulasi dari PT KAI,” ucap Gito.

Gito menyatakan, anjuran ini bukan tanpa dasar. Sebab, ada beberapa kasus yang mengalami kebakaran.

 “Kalau kebakarannya cuma motor itu sendiri tidak masalah, tapi karena di dalam kereta kan berdempatan dengan motor lain. Selain itu gerbongnya juga serangkaian dengan gerbong penumpang, jadi bahaya,” ucap Gito.

Namun Gito tak menampik ada saja konsumen nekat ingin sepeda motor yang hendak dikirim masih memiliki bahan bakar.

“Bahkan mereka ngiranya bahan bakar itu diambil untuk kita. Padahal tidak seperti itu, memang sudah aturannya,” tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.