Sukses

3 Kekurangan Terbesar Honda PCX Hybrid, Apa Saja?

Sebagai pelopor motor hybrid di Indonesia, Honda PCX Hybrid tidak hanya memiliki kelebihan saja. Skutik anyar seharga Rp 40 jutaan ini juga dihantui oleh berbagai kekurangan.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai pelopor motor hybrid di Indonesia, Honda PCX Hybrid tidak hanya memiliki kelebihan saja. Skutik anyar seharga Rp 40 jutaan ini juga dihantui oleh berbagai kekurangan. Ingin tahu apa saja kekurangannya? Simak bahasan berikut:

1. Tidak Seirit yang Dibayangkan

Dengan embel-embel hybrid, tentu harapan konsumen ada dua: motor punya performa lebih baik dan irit. Sayangnya, PCX Hybrid tidak bisa menjawab keduanya, setidaknya begitulah klaim Honda. Mereka cuma bisa memenuhi satu ekspektasi, performa. Skutik ini dijanjikan berakselerasi 20-30 persen lebih baik dari PCX konvensional.

"Dengan menggunakan motor assist, sensasi awal pada saat melakukan akselerasi, menjadi sangat bagus. Kedua, walaupun menggunakan mesin 150 cc, tenaganya sama seperti pada saat kita mengendarai motor 200 cc,” kata Presiden Direktur PT Astra Honda Motor (AHM), Toshiyuki Inuma, beberapa waktu lalu.

Terkait keiritan, Honda PCX Hybrid tidak mampu bicara banyak. Klaim Honda, kenaikannya cuma sekitar 2-3 persen dibanding PCX berbahan bakar minyak. Sungguh perbedaan yang tidak signifikan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Desain Kurang Istimewa

Dengan membayar sekitar Rp 10 juta lebih mahal dari PCX konvensional, ternyata konsumen tidak mendapat tampilan istimewa. Bentuk PCX Hybrid benar-benar sama dengan versi standar. Mulai dari dimensi, desain pelek, sampai ukuran ban.

Perbedaan PCX Hybrid cuma ada di warna bodi yang dicat biru (hybrid blue), jahitan jok biru dan emblem hybrid di sisi bodi. Jika hanya itu, konsumen bisa dengan mudah mengecat ulang PCX konvensionalnya serta menambah emblem hybrid, maka tampilan keduanya jadi sama persis.

3 dari 3 halaman

3. Tanpa Riset Mendalam di Indonesia

Produk-produk rakitan lokal AHM, biasanya melewati riset mendalam terlebih dulu sebelum diluncurkan. PCX Hybrid beda adanya. Meski dirakit di Sunter, tapi proses kelahiranya lebih mirip motor impor (CBU). Usulannya langsung datang dari Honda Jepang. "Kali ini muncul dari adanya penawaran pihak Honda R&D, ‘kami punya teknologi ini’ dan apakah memang digunakan atau tidak. Seperti itu awalnya,” papar Inuma ketika sesi presentasi PCX Hybrid di IIMS 2018 lalu.

Melihat cerita di balik peluncuran PCX Hybrid, maka wajar bila ada konsumen yang kecewa. Lantaran produk ini memang tidak terlalu disesuaikan untuk pasar tanah air. Namun, tetap saja kita perlu mengacungkan jempol ke AHM. Setidaknya mereka sudah berani jadi pelopor motor hybrid di Indonesia. 

Sumber : Oto.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.