Sukses

Diklaim Berharga Mahal, Oli Motor Masih Jadi Tulang Punggung Motul

Motul Indonesia dikenal dengan oli motornya. Namun dengan harga yang terbilang mahal, Motul mengaku oli motornya masih menjadi tulang punggung.

Liputan6.com, Jakarta - PT Perkasa Teknologi Indolube, sebagai agen pemegang merek oli Motul di Indonesia, telah merilis tiga varian baru pelengkap dari produk Motul Scooter, pada Selasa (10/4/2018). Produk tersebut di antaranya Motul Scooter LE, Motul Scooter Expert LE, dan Motul Scooter Power, yang tersedia dalam pilihan volume 1 liter dan 0,8 liter.

Terkait oli motornya, bukan rahasia lagi jika pelumas Motul memiliki banderol yang terbilang mahal. Hal tersebut juga nyatanya tak ditampik oleh pihak Motul.

"Kami adalah market leader untuk urusan harga (alias mahal) dan menjadi trendsetter oli premium. Image-nya Motul di pasar adalah oli motor, oli buat balap. Oli buat yang berduit lah. Namun, jika dihitung biaya dalam setahun, kami bisa katakan produk kami masih lebih murah," kata Johan Wijaya selaku Head of Sales PT Perkasa Teknologi Indolube di Jakarta.

Meski mempunyai harga mahal, Johan mengaku, oli motor Motul masih menjadi tulang punggung penjualannya. Menurutnya, kendaraan roda dua adalah penyumbang terbesar pendapatan bisnisnya.

"Sampai hari ini, 65 persen pendapatan kami berasal dari oli motor dan 35 persen dari oli mobil. Di sini, kami membidik segmen premium,” ujarnya.

Untuk diketahui, harga ketiga varian oli yang baru diluncurkan tidak disebutkan secara rinci. Namun kisaran oli tersebut dijual dari Rp 80 ribu hingga Rp 150 ribu per botol.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ini Bahaya Mencampur Oli Sembarangan

Sejumlah produsen pelumas di Indonesia semakin menjamur, tak heran jenis oli-oli terbaru muncul di pasaran dengan menawarkan berbagai keunggulan.

Namun faktanya, fungsi oli sendiri melumasi jeroan mesin agar tetap berjalan mulus, tetap menjadi pendingin mesin, serta meminimalisir gesekan antar logam yang dapat menimbulkan keausan.

 

 

Meski fungsi oli sama, namun Assistant Sales Manager Aftermarket AISIN Asia Indonesia, Benny W Liem melarang mencampur oli meskipun penggantiannya dalam kondisi sama-sama baru.

“Kalau awalnya pakai oli brand A, kemudian beralih ke brand B nah dua ini zatnya berbeda, karena sebenarnya kita tidak tahu pakai bahan kimia seperti apa. Ada kemungkinan terjadi reaksi apa kita tidak tahu, ya karena zat aditifnya berbeda-beda, “ ungkap Benny saat ditemui Liputan6.com beberapa waktu lalu.

Benny menyatakan, jika kerap melakukan kombinasi dalam mencampur oli, tidak menutup kemungkinan kendaraan bisa mati total dan harus dilakukan bongkar mesin.

Matinya mesin mobil diketahui akibat terjadi reaksi kimia yang terbentuk dari beberapa zat berbeda, kemudian timbul kotoran sehingga membuat bagian mesin macet.

Benny menyarankan, untuk penggantian oli dilakukan pengurasan secara detail hingga bersih.

Cara yang cepat bisa juga disemprot angin lalu didiamkan agar oli mengalir keluar. Hal ini agar tak ada oli lama yang masih menempel di dinding mesin.

Oli filter juga kalau sudah pemakaian sekali, kita sarankan diganti. Kalau mau hemat biasanya 2 banding 1 , dua kali ganti oli dan satu kali pakai,” tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.