Sukses

Bertransformasi, Cagiva Lahir Kembali dengan Terobosan Baru

Setelah vakum bertahun-tahun, Cagiva bakal terlahir kembali di EICMA 2018.

Liputan6.com, Milan - Lama tak terdengar kabarnya, Cagiva ternyata sedang menyiapkan kejutan untuk EICMA 2018. Dilansir InsideEV, brand Cagiva akan hidup kembali dan fokus kepada motor trail listrik.

Giovanni Castiglioni, CEO sekaligus pemegang brand Cagiva, mengumumkan hal tersebut dan akan memperkenalkan prototipe di EICMA 2018. Castiglioni tidak membeberkan detail lain selain motor yang diperkenalkan nanti diperuntukkan untuk offroad.

Di dunia balap, Cagiva memulai eksistensinya di motorcross. Cagiva memasuki ajang balap Grand Prix motorcycle racing dan memenangkan balap GP pertamanya di Hongaria pada 1992 silam. Cagiva juga menjadi kompetitor di balap Dakar Rally.

Untuk versi jalanan, motor pertama Cagiva adalah Alazzurra 350 bermesin Ducati. Motor terakhirnya adalah Xtra Raptor 1000 bermesin Suzuki.

Produksi motor Cagiva berakhir pada 2012. Menurut motorcycle.com, hidupnya brand Cagiva akan bersamaan dengan nama motor yang pernah didaftarkan hak patennya, seperti Mito, Elephant, dan SST.

Sebelumnya, hidupnya kembali brand Cagiva pernah diumumkan oleh MV Agusta pada 2015 silam. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Motor Karya Desainer Italia Dijual Rp 4,53 Miliar, Berminat?

Massimo Tamburini merupakan sosok yang tak asing di jagat roda dua. Pria asal Italia ini telah mendesain motor-motor untuk merek Bimota, Cagiva, Ducati, dan MV Agusta.

Ia wafat pada April 2014 lalu. Sebelum wafat, Tamburini sempat menggarap desain motor sport fairing bernama T12 Massimo yang cuma bisa dipacu di sirkuit.

Spesifikasi T12 Massimo setara dengan yang digunakan pada balap World Superbike atau MotoGP. Dilansir Visordown, putra Tamburini yang bernama Andrea kemudian melanjutkan proses pembangunan prototipe superbike ini. 

T12 Massimo menggunakan mesin milik BMW S1000RR dengan output 230 Tk yang dikontrol ECU Motec M170. Suspensi depan menggunakan Ohlins FGR dengan rem Brembo berspesifikasi GP. Sementara itu, suspensi belakang juga memakai Ohlins yang dirangkai pada lengan ayun alumunium.

Tamburini tetap mempertahankan gaya khasnya melalui rangka baja teralis. Rangka tersebut memungkinkan T12 Massimo lebih rigid dan bisa disesuaikan dengan kondisi sirkuit atau gaya membalap. T12 Massimo juga memiliki bobot yang ringan, yaitu hanya 154 kilogram.

Tamburini hanya berhasil menciptakan satu unit T12 Massimo. Harga motor semata wayang ciptaannya tersebut mencapai 300 ribu euro atau sekitar Rp 4,53 miliar.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini