Sukses

Bensin Premium Kerap Habis di SPBU, Tanda Akan Punah?

Pertalite dan Pertamax semakin hari banyak diburu pemilik kendaraan, baik sepeda motor maupun mobil. Salah satu alasannya, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang mensuplai bensin Premium sedikit.

Liputan6.com, Jakarta Keberadaan BBM jenis Pertalite dan Pertamax rupanya semakin hari banyak diburu pemilik kendaraan, baik sepeda motor maupun mobil. Salah satu alasannya, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) suplai bensin Premium sedikit.

Menanggapi hal tersebut External Communication Manager PT Pertamina Arya Dwi Paramita mengakui penjualan jenis bahan bakar dengan Research Octane Number (RON) 88 kerap absen khususnya di Pulau Jawa.

Namun kata dia, alasan utama bensin Premium sulit ditemukan di Pulau Jawa lantaran hal itu telah diatur Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM.

Bunyi regulasi tersebut antara lain mengatur jenis BBM yang terdiri atas: a. Jenis BBM Tertentu; b. Jenis BBM Khusus Penugasan; dan c. Jenis BBM Umum.

Jenis BBM tertentu terdiri atas minyak tanah (kerosene) dan minyak solar (gas oil), BBM Khusus Penugasan merupakan BBM jenis bensin (gasoline) RON minimum 88 untuk didistribusikan di wilayah penugasan (seluruh wilayah NKRI kecuali DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, DI Yogyakarta, dan Bali). Sedangkan jenis BBM Umum terdiri atas seluruh jenis BBM di luar jenis BBM Tertentu dan BBM Khusus Penugasan.

"Artinya di luar tiga pulau itu (Jawa, Madura, dan Bali) kita tidak wajib ditugaskan. Tapi meski tidak diwajibkan kita masih jual di beberapa wilayah Jakarta," kata Arya saat ditemui di acara Obrolan Ringan Otomotif, Mitos & Fakta Seputar BBM dan Pelumas, di Bogor, Jawa Barat, Senin (26/3/2018).

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kapan Premium Berhenti Dipasarkan?

Arya sendiri menyatakan jika tren penggunaan BBM jenis Premium yang memiliki RON 88 atau paling rendah ikut merosot tajam.

Dari data yang ada, sejak 2017 saja, penggunaan BBM jenis Premium hanya tembus sebanyak 12 juta per liter.

Arya menyarankan pemilik kendaraan untuk tidak menggunakan bahan bakar dengan kadar RON di bawah rata-rata. Sebaliknya, kendaraan menggunakan jenis BBM yang dianjurkan pabrikan.

Selain itu, menggunakan jenis bahan bakar dengan RON lebih tinggi hal itu juga menjadi alasan untuk pengurangan emisi gas buang.

“Karena faktanya adalah bahwa kualitas udara di Jakarta itu jauh di bawah standar yang ditetapkan WHO (World Health Organization). Apakah kita ingin mengotori udara dengan BBM?" kata Arya.

Namun Arya masih bungkam, kapan BBM jenis Premium akan punah alias tak lagi didistribusikan.

“Itu ada di tangan pemerintah, Pertamina sebagai badan usaha tidak berhak untuk mengambil keputusan,” tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.