Sukses

Pengisian Daya Bus Listrik MAB Garapan Moeldoko Hanya Butuh 2,5 Jam

Bus MAB Maxvel garapan Moeldoko menggendong baterai untuk berlari sejauh 250 km dalam sekali pengisian yang memakan waktu 2,5 jam.

Liputan6.com, Jakarta - Bus listrik buatan PT Mobil Anak Bangsa (MAB) yang dinamakan Maxvel garapan Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko mampu mencapai jarak sejauh 250 km dalam sekali pengisian baterai. Lamanya pengisian daya baterai dari kosong hingga penuh memakan waktu dua sampai tiga jam.

"Charger kita sudah maju, tadinya 7 jam ya sekarang sudah 2,5 jam. Tapi sedang kita kerjakan lagi supaya lebih cepat lagi casnya," kata Moeldoko saat ditemui di JCC, Kamis (1/3/2018) malam.

Terkait pengisian daya, Moeldoko mengungkapkan keinginannya untuk merakit baterai secara lokal di Indonesia. MAB dikabarkan ingin bekerja sama dengan perusahaan pembuat baterai dari negara lain seperti Jepang, Shanghai, dan Korea.

Soal infrastruktur, nantinya Moeldoko akan bersinergi dengan PLN dan kementerian yang terkait.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengisian Tenaga Bus Listrik Pakai Token

"Makanya dua bulan lalu kita mengundang para kementerian, saya ajak bicara, ini loh prototipe, yang pertama sudah jalan seperti ini sebentar lagi akan muncul prototipe yang kedua tolong teman-teman dari kementerian siap-siap," ujarnya.

Moeldoko juga menyatakan kini pihaknya sudah menggunakan token untuk pengisian daya. 

"Saya pikir di tempat-tempat tertentu gampang sekali ini mendirikan tempat pengisian baterai. Saya sudah ada contohnya, di atas mobil tapi di truk, nanti tinggal di taruh saja, berapa konsumsi listriknya langsung bayar di situ," jelas Moeldoko.

 

Ia menegaskan kesiapannya untuk membangun infrastruktur pengisian daya bagi bus listriknya.

"Gampang sekali infrastruktur, seperti charger-nya, itu tinggal ditempel ke listrik, khusus di Jawa kekuatan listrik kita cukup, kecuali luar Jawa, mungkin masih harus dipikirkan. Jadi kalau nanti ini umpamanya bus, Jakarta ke Surabaya biasanya berhenti di Purwokerto misalnya, nah di situ nanti kita buat station-nya di sana," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.