Sukses

Faktor Ini Bikin Toyota Indonesia Optimistis Capai Target

Toyota berharap hubungan dagang yang baik antara Indonesia dan negara tujuan ekspor dapat membantu menjaga volume ekspor di 2018.

Liputan6.com, Jakarta - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) selaku perusahaan yang membuat mobil Toyota di Indonesia berharap kinerja 2018 bisa menyamai bahkan lebih baik dibandingkan tahun lalu, baik di pasar dalam negeri maupun ekspor.

“Kami harapkan hubungan dagang yang baik antara Indonesia dan negara tujuan ekspor juga dapat membantu menjaga volume ekspor kami di tahun ini,” terang Wakil Presiden Direktur TMMIN, Edward Otto Kanter dalam keterangan resmi yang ditulis Rabu (31/1/2018).

 

Bukan tanpa alasan Edward begitu optimistis kinerja Toyota dapat terwujud di 2018. Sebab, proyeksi perekonomian dalam negeri dan proses pemulihan perekonomian global di 2018 diharap dapat memberi dampak positif terhadap kinerja industri otomotif nasional.

Selain itu, beberapa faktor lain yang dapat memengaruhi sektor otomotif antara lain pemilihan ekonomi, di mana pemerintah pada tahun ini memperkirakan, laju pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) bisa mencapai angka 5,4 persen atau lebih baik dibandingkan 2017 sebesar 5,2 persen.

Kemudian, laju inflasi dan nilai tukar diperkirakan juga stabil disekitar 3-4 persen dan nilai tukar Rupiah berkisar di angka 13.000 sampai 13.500 Rupiah per Dolar AS.

Adapula dampak percepatan pembangunan infrastruktur terhadap kelancaran arus barang dan efisiensi yang diharapkan akan lebih terasa terhadap perbaikan iklim dunia usaha pada 2018 ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Menurut perkiraan sejumlah lembaga multilateral seperti IMF dan Bank Dunia, kondisi perekonomian global, diharapkan dapat lebih baik. Bahkan Bank Dunia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi global pada 2018 bisa mencapai 3,1 persen atau lebih tinggi 0,2 persen dibandingkan 2017.

Sedangkan IMF memperkirakan, tahun 2018 ini laju pertumbuhan global bisa mencapai 3,7 persen atau lebih tinggi 0,1 persen dibandingkan tahun lalu.

Untuk itu, lanjut Edward, berbagai program peningkatan kinerja akan terus dilakukan pada tahun ini, baik melalui pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) di internal perusahaan maupun di perusahaan pemasok. Serta mendukung program pemagangan pemerintah guna menyiapkan tenaga kerja industri yang kompeten.  

Peningkatan kerjasama dengan pemasok dalam penggunaan komponen lokal juga akan terus ditingkatkan. Tahun lalu, TMMIN antara lain berhasil mendorong suplier untuk menggunakan bahan baku non-woven material [1] (material untuk pelapis atap bagian dalam) dan resin polyproylene impact copolymer (plastik) yang diproduksi perusahan dalam negeri.

Tahun ini, TMMIN akan fokus pada upaya penggunaan beberapa bahan baku lokal seperti aluminium dan baja yang bekerjasama dengan beberapa perusahaan lokal negara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.