Sukses

Siap Produksi, Ini Spesifikasi Mobil Pedesaan

Untuk spesifikasi mobil pedesaan bakal menggunakan mesin 1.000cc, kecepatan tidak lebih dari 55 km/jam, dan ground clearence tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Prototipe mobil pedesaan yang digarap Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Institut Otomotif Indonesia (IOI), sudah siap diuji, sebelum benar-benar masuk produksi massal.

Nantinya, prototipe yang disebut generasi 2A dan 2B ini, bisa disempurnakan oleh pelaku industri yang ingin melakukan pengembangan.

Menurut Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan, mobil ini memang disediakan untuk pedesaan, jadi bisa dimodifikasi, seperti keperluan penggilingan padi, mengangkut hasil pertanian dan pertambangan.

"Untuk spesifikasinya, mesin 1.000cc, kecepatan tidak lebih dari 55 km/jam, ground clearence tinggi, dan radius putarnya kecil," jelas Putu kepada Liputan6.com melalui sambungan telepon, Kamis (28/9/2017).

Lanjut Putu, meskipun pihaknya belum bisa memastikan, apakah mobil pedesaan ini bakal 100 persen karya anak bangsa, namun yang pasti untuk tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mobil ini sebesar 70 persen.

"Kita gak bisa ngomong begitu (tidak ada campur tangan asing), intinya kita berusaha untuk ada kemandirian. Di era sekarang, era globalisasi kalau bisa semua syukur, tapi kan tidak bisa dipaksakan seperti itu," tambahnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin, Gati Wibawaningsih, pernah mengatakan untuk bahan bakar mobil pedesaan ini diharapkan bisa menggunakan gas. Hal ini karena bahan bakar gas (BBG) dinilai lebih murah, efisien dan ramah lingkungan.

"Belum tahu. Kita sih maunya bahan bakar gas. Supaya tidak perlu converter kit lagi," ungkap dia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masalah mesin

Untuk pengembangan mobil pedesaan ini, memang Putu mengakui jika salah satu masalahnya terletak di jantung penggerak alias mesin. Pasalnya, jika harus memproduksi mesin sendiri dengan volume penjualan yang masih kecil, bakal lebih mahal.

"Mesin untuk sementara masih beli, dan bisa dari mana saja. Banyak kan perusahaan pemasok mesin, paling penting mesinnya harus 1.000cc," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.