Sukses

Hati-Hati, 200 Mobil Terkontaminasi Nuklir

Hampir 200 unit mobil yang mungkin terkontaminasi zat nuklir diangkut dari Fukushima, Jepang, ke berbagai penjuru daerah.

Liputan6.com, Fukushima - Hampir 200 unit mobil yang mungkin terkontaminasi nuklir diangkut dari Fukushima, Jepang, ke berbagai penjuru daerah.

Melansir Asahi Shimbun, Senin (11/9/2017), survei yang dilakukan oleh Tokyo Electric Power (TEPCO) ini menemukan bahwa saat tsunami besar yang terjadi pada Maret 2011, yang kemudian memicu bocornya reaktor nuklir Fukushima, di sekitar wilayah itu ada setidaknya 1.700 mobil terparkir.

600 unit mobil dipakai oleh pekerja pabrik. Sisanya, 1.100 unit, dipakai sebagai kendaraan operasional. 190 unit mobil kemudian ketahuan diangkut dari lokasi pasca kejadian dan sebelum pengamanan dilakukan. Ada yang dijual ke diler mobil bekas.

"Pekerjaan inspeksi dan dekontaminasi untuk mobil dimulai pada 23 Maret. Sampai saat itu, kami terlalu sibuk menangani kecelakaan sehingga tidak sempat mengecek mobil sebelum mereka hilang," terang pejabat TEPCO, mengatakan kenapa bisa ada mobil yang keluar daerah rawan itu.

Sisa mobil lain masih terus disurvei. Mobil yang terkontaminasi nuklir kemudian disimpan di fasilitas yang aman. "Kami akan terus lanjutkan survei," kata pejabat TEPCO.

Ini bukan kali pertama mobil Jepang terindikasi nuklir. April 2011, Xinhua melaporkan bahwa setidaknya 20 unit mobil Jepang yang diturunkan di pelabuhan Vladivostok di Timur, Rusia, menunjukkan radiasi yang berlebihan.

Sebuah tes yang dilakukan terhadap mobil pabrikan Jepang yang diberangkatkan dengan kapal "Asian Ice" itu menunjukkan paparan radiasi 1,5 sampai dua kali dari tingkat normal. Ini adalah pengiriman besar mobil pertama yang terdeteksi radioaktif.

Tingkat aktivitas radioaktif bahkan telah terdeteksi di helikopter Angkatan Darat Jepang.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tersangka

Tanggal 11 Maret 2011 merupakan hari yang tak terlupakan bagi warga Jepang. Gempa berkekuatan 9 skala Richter memicu gelombang tsunami setinggi 10 meter.

Kendati gempa bumi terpusat pada Kota Sendai, Pulau Honshu, dampak tsunaminya meliputi hampir keseluruhan Jepang.

Tsunami yang dihasilkan oleh gempa terbesar dalam sejarah Jepang ini mengakibatkan bocornya reaktor nuklir Fukushima.

World Nuclear Association menyebutkan, gempa tersebut tak menimbulkan kerusakan serius. Namun, tsunami yang terjadi 41 menit kemudian yang disusul gelombang kedua tsunami merusak unit reaktor penting seperti pompa air, sirkuit kondensor utama dan generator.

Kejadian tersebut merengut nyawa ribuan orang. Sementara tak sedikit korban selamat terkontaminasi oleh radioaktif nuklir.

Tiga mantan petinggi perusahaan Jepang, Tokyo Electric Power (TEPCO) kemudian secara resmi dijadikan tersangka utama dalam kasus bocornya reaktor, Februari tahun lalu.

Pemerintahan Jepang menilai perusahaan TEPCO gagal dalam memastikan keamanan sistem reaktor nuklirnya. Pemerintah berharap perusahaan tersebut sudah seharusnya mengantisipasi situasi seperti tsunami sehingga tak menelan banyak korban jiwa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.