Sukses

Oper Gigi Loncat-Loncat, Bolehkah?

Mengoper gigi dari 4 ke 2 memang bisa dilakukan, seperti apa tekniknya?

Liputan6.com, Jakarta Salah satu keuntungan dari menggunakan transmisi manual adalah kebebasan untuk menentukan gear yang digunakan. Lain halnya dengan transmisi otomatis, pengemudinya harus memindahkan gear satu demi satu berutan saat ingin menurunkan atau menaikkan gear. Namun, amankah memindahkan gigi dengan sesuka hati pada transmisi manual?

Mengutiip Engineering Explained, menurunkan gear dari posisi empat ke dua bukanlah hal yang mustahil. Terkadang ada kondisi setelah melewati jalanan yang cukup cepat, tiba-tiba dihadapkan dengan belokan dengan tanjakan atau turunan yang cukup curam sehingga akan lebih ideal jika menggunakan gigi 2. Hanya saja, ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan.

Saat ingin memindahkan gigi dari 4 ke 2, pastikan kecepatan mobil sudah sesuai dengan putaran mesin, hal ini biasa disebut rev matching. Misalkan kecepatan mobil sudah cukup rendah dan putaran mesin sudah rendah, memindahkan gigi ke posisi 2 tidak akan menimbulkan masalah.

Lain halnya jika kecepatan mobil tinggi namun putaran mesin rendah, saat masuk ke gear 2 bisa menyebabkan slip pada roda belakang. Hal tersebut terjadi akibat putaran transmisi tinggi dipaksakan untuk sama dengan putaran mesin rendah.

Untuk mengatasinya, sesaat sebelum memindahkan gear ke posisi 2, putaran mesin dinaikkan terlebih dahulu agar tidak menurunkan performa mesin, teknik ini biasanya dilakukan oleh pembalap saat memasuki tikungan, lalu keluar dengan tikungan dengan putaran mesin tinggi, agar dapat mengeluarkan potensi yang bersemayam dalam mesin.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Awas, Derek Mobil Matik Tidak Boleh Sembarangan

Banyak mitos atau informasi yang tidak tepat beredar di tengah masyarakat, terkait boleh tidaknya mobil diderek saat mogok. Banyak yang berpendapat, mobil akan rusak jika diderek, terlebih untuk mobil bertransmisi matik.

Dijelaskan Rocky Yonathan, KA Bengkel Auto2000 Kebayoran Lama, sebenarnya tidak masalah menderek mobil, kecuali memang untuk mobil bertransmisi matik karena harus ada prosedur agar tidak merusak salah satu komponen transmisi.

"Untuk mobil matik memang tidak boleh diderek dengan kecepatan lebih dari 20 km/jam, karena akan merusak sistem mekanis matiknya," jelas Rocky saat dihubungi Liputan6.com melalui sambungan telepon, Selasa (12/9/2017).

Lanjut Rocky, sistem mekanis untuk transmisi matik memang lebih kompleks dari transmisi manual. Jadi, saat mobil matik diderek paksa bakal merusak sistem transmisinya.

"Kalau bannya tidak menyentuh tanah (digendong) tidak masalah. Kan ada dua jenis mobil matik, yaitu penggerak belakang seperti Toyota Avanza, Rush, dan Fortuner memang harus digedong. Sedangkan untuk penggerak depan, seperti Toyota Yaris, Sienta, dan Alphard, saat derek mobil ban depan bisa digantung dan ban belakang menyentuh tanah," jelasnya.

Sementara itu, untuk mobil bertransmisi manual memang tidak ada masalah jika harus diderek. "Kalau manual tidak masalah, yang harus diperhatikan agar tidak salah prosedur ini mobil matik," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.