Sukses

Tenaga Listrik Bukan untuk Gantikan Mesin Konvensional

Perkembangan mobil listrik yang semakin melesat dewasa ini digadang-gadang bakal menggantikan mesin konvensional

Liputan6.com, Boxberg - Perkembangan mobil listrik yang semakin melesat dewasa ini digadang-gadang bakal menggantikan mesin pembakaran dalam, atau sebut saja mesin konvensional yang bahan bakarnya berbasis minyak (bensin, solar, dan lain-lain).

Tapi anggapan ini tidak berlaku bagi Bosch, perusahaan supplier otomotif asal Jerman. Alih-alih menggeser mesin konvensional dengan baterai, mereka mengganggap akan lebih baik kalau keduanya berjalan beriringan, dengan syarat mesin konvensional tersebut semakin bersih.

Dr. Markus Heyn Member of the Board of Management, Robert Bosch, dalam wawancara khusus dengan tiga media Indonesia, salah satunya Liputan6.com yang diwakili Rio Apinino di ajang Bosch Mobility Experience yang dihelat di Boxberg, Jerman, mengatakan kalau di masa depan keduanya bakal "hidup" berdampingan secara damai.

"Alih-alih (motor listrik) mengganti mesin konvensional, kami melihat bahwa di masa depan justru keduanya koeksistensi," ujar Heyn, Rabu (5/7) kemarin.

Heyn menyebutkan, merupakan hal yang keliru untuk mengganti sama sekali mesin konvensional. Sebagai gantinya, yang perlu dilakukan adalah dengan membuat mesin pembakaran dalam yang tidak lagi berbasis pada sumber energi berbasis minyak, melainkan energi regeneratif.

Dengan begitu, maka emisi yang keluar dari knalpot tidak lagi "seganas" ketika mesin itu masih menggunakan bahan berbasis minyak.

Salah satu zat yang mungkin jadi alternatif terhadap minyak adalah hidrogen. Hidrogen memang mungkin dipakai pada kendaraan dengan mesin pembakaran dalam. Cara kerjanya mirip seperti mesin pembakaran dalam yang menggunakan bahan bakar gas (CNG) yang telah lebih dulu jamak.

"Saya percaya (pengembangan) dua-duanya. Di masa depan akan ada mobil elektrik, tapi juga mesin konvensional non solar dan bensin, atau apapun yang berbasis oli dan menggantinya dengan material berbasis hidrogen, energi regeneratif," sambung Heyn.

Selain itu, terlalu fokus pada motor listrik juga tidak baik karena area ini bukan tanpa masalah sama sekali. Salah satu yang paling sulit terpecahkan adalah di sektor baterai. Termasuk bagaimana menciptakan unit yang murah, tetapi dengan daya simpan energi yang besar.

 

 

Simak juga video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.