Sukses

Anggapan Seperti Ini yang Bikin Sedan Terpuruk

Kenapa sedan tidak laku di Indonesia?

Liputan6.com, Jakarta - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) mengatakan bahwa anggapan kalau sedan hanyalah milik orang kaya berdampak pada semakin terpuruknya segmen ini di bisnis kendaraan roda empat Indonesia.

Yohanes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo, mengatakan kalau anggapan tersebut berdampak pada pembebanan pajak kepada konsumen. Pajak yang dibebankan pada pembeli sedan sebesar 30 persen. Sementara segmen-segmen lain hanya 10 persen.

"Dulu dibilang MPV mobilnya orang tidak punya, sedangkan sedan mobil orang kaya, jadi PPnBM naik. Itu pemikiran dari jaman 80an, harus kita ubah," ujarnya, dalam konferensi pers GIIAS 2017 yang dihelat di Jakarta, Selasa (30/5).

Nangoi menilai, kebijakan ini sudah tidak tepat sasaran karena beberapa hal. Pertama, tak melulu sedan lebih mahal. Ada segmen mobil lain yang lebih mewah ketimbang sedan. "Merek top pun banyak MPV, nah itu PPnBM murah," sambung Nangoi.

Ini memang benar. Contohnya Toyota Vios dan Alphard. Alphard jelas lebih mahal, tapi pajak yang dikenakan padanya lebih rendah ketimbang Vios.

Kedua, pajak yang tetap tinggi sebetulnya merugikan ekspor. Sebab, di dunia internasional justru sedan yang lebih diminati. Dengan begitu, jika harga sedan Indonesia mahal, maka ia tidak akan kompetitif di pasar luar.

Ini juga membuat basis produksi sedan tidak ada di Indonesia, melainkan di negara lain yang punya struktur pajak yang lebih "ramah".

"Orang gak berani beli sedan karena harganya mahal. Sementara di Thailand (pajaknya) sama. Jadi akibatnya sedan diproduksi semua di sana," Nangoi melanjutkan.

Gaikindo berharap bahwa struktur pajak untuk sedan diubah agar sama dengan segmen mobil lain. Persepsi tentang sedan sebagai mobil mewah juga harus diubah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini