Sukses

Mitos Mobil Matik Ringkih dan Mendeteksi Kerusakannya

Apakah mobil matic benar-benar ringkih? Bagaimana pula mendeteksi kerusakan di transmisi?

Liputan6.com, Jakarta - Agung Pramono, pengguna mobil manual, galau. Ia ingin beralih ke mobil matik, namun banyak orang mengatakan bahwa mobil jenis ini lebih ringkih. Pertanyaannya, benarkah demikian?

Agus Mustafa, Technical Support Auto2000, dalam Solusi Otomotif Liputan6.com mengatakan sebaliknya. Mobil matik malah sangat tangguh dan andal. Contohnya, banyak mobil matik berusia 10 tahunan yang masih ada di jalanan.

Karenanya, ia mengatakan bahwa mobil matik lebih ringkih hanya mitos, yang disinyalir berkembang saat pembelian matik bekas. "Karena riwayat perawatannya tidak ada, maka terkesan baru pakai sudah rusak," ujarnya, dikutip Sabtu (10/9/2016).

Untuk menjaga mobil matik tetap awet, menurut Mustafa kuncinya adalah melakukan perawatan berkala secara rutin. "Terbukti perawatan berkala secara rutin bisa jadi solusi agar mobil matik awet dan berumur panjang. Contoh, banyak layanan taksi premium menggunakan mobil dengan transmisi matik," tambahnya.

Sementara Pereli Nasional, Rifat Sungkar, mengatakan bahwa cara mengemudi tertentu bisa membuat komponen gearbox mobil matik mudah rusak. Cara mengemudi yang dimaksud adalah menginjak rem menggunakan kaki kiri.

"Ada masanya dia pikir itu kopling. Jadi dia injek rem kemudian dilepas pelan-pelan ketika gas diinjak. Itu pasti bentaran jebol (girboksnya)," ujar pendiri Rifat Drive Labs (RDL) itu, di Bali, Mei lalu.

Kemudian, jika mesin mobilnya sudah menerapkan brake overrated, gaya mengemudi seperti ini bisa membuat mesin sering mati. "Begitu lampu rem nyala tiga detik disconected. Bayangin lagi nikung tiba-tiba rem mati dan gas nambah? Dang!"

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Next

Deteksi kerusakan

Selain masalah itu, ada pula kerusakan lain yang mungkin menjangkiti transmisi otomatis. Kerusakan tersebut sebetulnya bisa dideteksi secara dini, dengan cara mengendarai mobil dan sedikit memusatkan perhatian.

Hermas Efendi Prabowo, teknisi ahli transmisi mobil matik sekaligus pengelola Worner AUTOMATIC di Bintaro, Tangerang Selatan, membeberkan lebih lanjut soal ini.

Menurutnya, ada beberapa cara mudah yang bisa dilakukan, yang semuanya dilakukan dengan merasakan hentakan atau getaran saat mobil dijalankan. Misalnya, saat memasukkan gigi, atau saat menginjak pedal gas dalam-dalam.

"Kalau ada gejala aneh seperti timbul entakan kasar, sebaiknya periksakan dulu ke bengkel matik/transmisi otomatis atau ke bengkel resmi. Kalau semua perpindahan tuas mulus, lanjut tes jalan," ujar Hermas melalui pesan singkat.

Kemudian coba rasakan perpindahan gigi otomatis di tiap perpindahan percepatan. Transmisi normal jika terasa mengayun untuk jenis AT, dan terasa mulus untuk CVT. "Kalau perpindahan terganggu, atau muncul bunyi aneh dari dalam transmisi, segera periksakan ke bengkel," kata Hermas.

Terakhir, saat melaju, coba melakukan kick down, yaitu menginjak pedal gas dalam-dalam dengan cepat. Kemudian rasakan, apakah mobil matic masih responsif atau tidak. Kalau tidak, maka dapat dipastikan transmisi mobil sedang bermasalah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini