Sukses

Ruangan yang Bersih dan Rapi Ternyata Berdampak Pada Kesehatan Mental

Intinya, saat pikiran sedang kewalahan, ruang hidup yang berantakan pada gilirannya dapat menyebabkan stres, kecemasan, kesulitan berkonsentrasi, dan ketegangan hubungan.

Liputan6.com, Jakarta Hampir sebagian orang tua mungkin sering memberi nasihat kepada anaknya untuk membersihkan kamar. Tanpa sadar, perintah tersebut ternyata memiliki maksud positif. Sebab, kamar yang bersih bisa berdampak pada kesehatan mental jadi lebih baik.

“Dunia luar kita selalu memengaruhi dunia batin begitu pun sebaliknya,” kata wakil presiden layanan residensial di Newport Healthcare Danielle Roeske seperti melansir Forbes, Senin (5/12/2022).

Intinya, saat pikiran sedang kewalahan, ruang hidup yang berantakan pada gilirannya dapat menyebabkan stres, kecemasan, kesulitan berkonsentrasi, dan ketegangan hubungan, kata psikolog berlisensi dan direktur di Manhattan Therapy Collective Peggy Loo.

Terkait hal tersebut, ada sebuah studi yang dilakukan selama bertahun-tahun. Penelitian itu telah mengaitkan kesehatan mental dengan paparan lingkungan. Sebuah studi tahun 1997 menunjukkan bahwa kondisi kehidupan masa kanak-kanak secara signifikan memengaruhi kesehatan di masa dewasa.

Ada pula sebuah studi perbandingan tahun 2000 mengaitkan peningkatan kualitas perumahan dengan peningkatan kesehatan mental penduduk. Baru-baru ini, sebuah studi tahun 2020 di Korea mengaitkan kondisi perumahan di bawah standar, terutama dipasangkan dengan perumahan yang tidak terjangkau, dengan gejala depresi pada penghuninya. Penduduk dalam studi tahun 2021 di Tiongkok lebih cenderung melaporkan kesehatan yang baik ketika tinggal di rumah yang rapi.

5 Manfaat Ruang yang Bersih Bagi Kesehatan Mental

Ruang yang berantakan dapat membuat Anda terikat secara mental. Oleh karena itu, berarti merapikan rumah dapat membantu Anda merasa lebih baik.

Jadi, berikut ini 5 manfaat jika ruangan Anda bersih yang berpengaruh terhadap kesehatan mental menurut para ahli.

1. Rasa ketertiban dan kontrol

Sebuah studi tahun 2017 pada orang dewasa muda menemukan bahwa kekacauan biasanya terkait dengan penundaan, kewalahan, dan kualitas hidup yang lebih rendah. Lingkungan luar dapat bertindak sebagai wadah bagi keadaan emosional dan psikis, jelas Roeske.

“Ketika ada keteraturan dan struktur pada lingkungan luar kita, itu dapat membantu kita merasa lebih mampu mengelola beberapa keadaan dan dunia perasaan internal,” tambahnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

2. Keakraban dan konsistensi

Manusia lebih menyukai rutinitas serupa yang memberi stabilitas, bahkan di tengah keadaan yang kacau, kata Roeske.

Menjaga barang-barang rumah tangga agar tetap teratur dapat memberikan keakraban itu. Namun, dia menambahkan bahwa "keteraturan" tidak selalu berarti semuanya berbaris dengan sempurna dan terkoordinasi dengan warna, dan perasaan keteraturan orang lain mungkin berbeda dari Anda.

3. Melepaskan endorfin

Tindakan fisik pembersihan juga dapat melepaskan endorfin, yang dikatakan Roeske, “sangat bermanfaat sebagai pereda nyeri, pereda stres, dan peningkatan kesejahteraan kita secara keseluruhan”.

4. Meningkatkan fokus

Memiliki terlalu banyak barang di bidang penglihatan kita mengganggu kapasitas pemrosesan otak, menurut sebuah studi Princeton Neuroscience Institute 2011. Karena itu, coba rapihkan kekacauan agar otak fokus pada item dan tugas satu per satu.

5. Emosi yang teratur

Pembersihan juga mengharuskan Anda untuk memperlambat, yang dapat memberikan efek menenangkan selama situasi yang luar biasa dan membantu menjelajahi dan mengelola emosi.

“Pembersihan mendalam bisa menjadi pelampiasan fisik konstruktif yang bagus untuk frustrasi,” kata Loo.

Loo mencatat bahwa meskipun membersihkan dapat membantu mendukung kesehatan mental yang lebih baik, mengumpulkan energi ekstra untuk merapikan bisa jadi sulit bagi orang yang mengalami kecemasan, depresi, atau kelelahan. Dalam hal ini, mungkin membantu untuk menemui ahli kesehatan mental juga demi mempelajari strategi penanggulangan berbasis bukti lainnya.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.