Sukses

Tanpa Sadar 4 Kebiasaan Ini Bisa Membahayakan Kulit Wajah, Apa Saja?

Itu termasuk memahami dan menghindari kebiasaan kecantikan yang membahayakan kulit, seperti tidak mencuci riasan sebelum tidur.

Liputan6.com, Jakarta Tidak semua perawatan kecantikan bisa membuat kulit sehat. Ada beberapa kebiasaan umum yang justru bisa membahayakan kondisi kulit dan ini perlu diketahui tiap individu.

Kulit adalah organ yang kompleks dengan karakter utama mengatur kesehatan Anda. “Meskipun banyak yang menganggapnya hanya melalui lensa kosmetik, kenyataannya kulit kita memainkan sejumlah fungsi vital dalam kesehatan kita secara keseluruhan,” kata dokter kulit bersertifikat Erum N. Ilyas.

Dia bercerita, “Ketika saya menasihati pasien untuk merawat kulit mereka, ini bukan hanya tentang tampilannya, tetapi juga tentang memahami kulit, perannya, dan mengapa kita perlu merawatnya.”

Itu termasuk memahami dan menghindari kebiasaan kecantikan yang membahayakan kulit, seperti tidak mencuci riasan sebelum tidur.

Namun, ada beberapa kebiasaan umum yang dapat merusak kulit Anda dan menyebabkan masalah, seperti kering yang berlebih, munculnya jerawat, kemerahan, bintik hitam, dan banyak lagi menurut Ilyas. Itu dilakukan tanpa sadar oleh kebanyakan orang.

Seperti melansir Well and Good, Rabu (23/11/2022), menurut Ilyas, berikut ini empat kebiasaan yang bisa membahayakan kulit dan harus segera dihentikan.

1. Eksfoliasi berlebihan

Mempersiapkan kulit sebelum merias wajah adalah bagian penting dalam rutinitas kecantikan. Karena itu, seseorang sering kali melakukan pengelupasan kulit terlebih dahulu demi mendapatkan kulis yang halus dan cerah.

Akan tetapi, Ilyas memperingatkan agar tidak melakukan pengelupasan terlalu sering atau terlalu intens karena dapat merusak kulit.

“Saya memiliki kasus di mana pasien menjadi sangat agresif dengan sikat gosok wajah dan alat mekanis sehingga mereka benar-benar mengembangkan impetigo, infeksi bakteri staph, sebagai akibatnya,” katanya.

Sebagai gantinya Ilyas menyarankan untuk menggunakan scrub gula atau aprikot, atau pilihan lain yang berbahan dasar gula atau butiran dan mengandung non-kimia, yang paling mudah dan paling lembut di kulit dan lebih lembut untuk penggunaan yang lebih teratur.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

2. Mengoleskan concealer di bawah mata secara tidak benar

Saat mengoleskan krim ke kulit di bawah mata, kesalahan paling umum yang dilakukan adalah tidak mengenali keseimbangan cairan halus di kulit.

“Bisa terjadi penumpukan cairan di jaringan lunak di bawah mata akibat alergi atau pemicu lainnya, dan gravitasi menyebabkan cairan ini tertinggal di kulit di bawah mata,” kata Ilyas. Akibatnya, terjadi "balon" pada kulit.

Dia menyarankan, “Saat mengoleskan krim, luangkan waktu sejenak untuk memulai dari tengah hidung dan memijat ke luar dapat membantu memindahkan cairan kembali ke limfatik untuk mengurangi pembengkakan di bawah mata,” katanya. Juga, menghindari produk abrasif atau keras di bawah mata itu penting. “Jika kulit halus ini teriritasi, bisa menjadi kering dan pecah-pecah dan menghasilkan penampilan yang lebih gelap.”

3. Menerapkan produk kecantikan dan kulit yang tidak sesuai

Urutan penggunaan produk harus ditentukan oleh perannya dalam rutinitas perawatan kulit Anda serta sifat produk itu sendiri.

“Jika Anda menggunakan produk obat, gunakan yang pertama, karena harus bersentuhan langsung dengan lapisan kulit agar paling efektif, dan kemudian, produk lain dilapisi berdasarkan ketebalan produk atau ukuran molekulnya,” jelas dia.

Sebagai aturan praktis, mulai dari yang paling tebal ke yang paling tipis. “Serum cenderung perlu dioleskan sebelum losion atau krim agar produk ringan ini bisa masuk ke lapisan superfisial kulit dan produk yang lebih tebal akan menyegelnya agar bekerja lebih efektif,” tambahnya.

Setelah rutinitas perawatan kulit selesai, barulah Anda beralih ke make up.

4. Tidak memperbaiki kulit setelah menggunakan bulu mata palsu

“Terkait bulu mata palsu, berat produk dan perekat atau cara pengaplikasiannya bisa menyebabkan iritasi pada kulit kelopak mata,” kata Ilyas.

Seperti kebanyakan ekstensi atau produk yang diaplikasikan pada kulit melalui metode perekat, penting untuk merawat kulit dengan hati-hati setelah digunakan.

“Kulit perlu memperbaiki diri dari kualitas abrasif dan iritasi dari produk-produk ini, dan menggunakan produk berbahan dasar petrolatum atau vitamin E dapat membantu menutrisi kulit setelah pengangkatan,” katanya.

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.