Sukses

Bahaya atau Tidak Pencet Jerawat di Segitiga Kematian? Begini Penjelasan Ahli

Hartman mengatakan, seseorang harus berhati-hati saat merawat jerawat di area ini karena ekstraksi DIY dapat menyebabkan infeksi serius dan bahkan kematian.

Liputan6.com, Jakarta Beberapa orang seringkali memencet jerawat yang muncul di area wajah. Padahal sebenarnya, tidak semua jerawat bisa diperlakukan seperti itu. Salah satunya adanya jerawat yang muncul di “segitiga kematian”.

Dilansir dari South China Morning Post, Kamis (7/7/2022), salah satu Dokter Kulit Corey L. Hartman menjelaskan bahwa segitiga kematian adalah area kulit yang dimulai di tengah alis, termasuk hidung dan berakhir di bibir atas.

Hartman mengatakan, seseorang harus berhati-hati saat merawat jerawat di area ini karena ekstraksi DIY dapat menyebabkan infeksi serius dan bahkan kematian.

"Secara teoritis, itu dapat menyebabkan meningitis dan infeksi lain pada sistem saraf pusat karena letaknya yang dekat dengan otak," kata Hartman.

Apa yang membuat 'segitiga kematian' begitu berbahaya?

Munculnya jerawat tidak disukai oleh dokter kulit karena dapat menyebabkan jaringan parut dan lebih banyak jerawat. Akan tetapi, memencet jerawat di segitiga bahaya jauh lebih berisiko ada hubungannya dengan lokasinya.

"Area wajah yang menghubungkan hidung ke sudut mulut dianggap sebagai area wajah yang sangat berbahaya karena berhubungan dekat dengan otak," kata Dokter Kulit di Mount Sinai di New York Joshua Zeichner.

Area di bawah segitiga berisi sinus utama yang terhubung ke otak. Memencet jerawat di atas sinus ini dapat membuat reaksi berantai infeksi yang mengarah ke otak, kata Hartman.

Dia mengatakan semakin dalam jerawat dan semakin terinfeksi, semakin besar kemungkinan menyebabkan infeksi parah atau kematian, meskipun kematian masih jarang terjadi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bahan yang Digunakan Sebagai Pencegah Jerawat

Mengatasi jerawat di area wajah ini harus ditangani dengan hati-hati.

Hartman menyarankan untuk menggunakan tindakan pencegahan, seperti rutinitas perawatan kulit yang mencakup bahan-bahan pelawan jerawat, seperti benzoil peroksida, asam hidroksi, dan retinoid. Jika jerawat terus berlanjut, tahan keinginan untuk memencetnya. Sebaliknya, carilah nasihat dari para profesional.

“Cari bantuan dokter kulit bersertifikat atau ahli kecantikan berlisensi untuk mengekstrak, menyuntikkan, atau mengobati jerawat bermasalah yang terbukti persisten dan tahan terhadap terapi topikal,” kata Hartman.

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.