Sukses

Kisah 3 Anak Muda Sukses Bawa Produk Indonesia Mendunia

Keseriusan dan jiwa pantang menyerah membawa mereka suskes mendirikan usaha di usia muda. Bahkan dan kini sudah berhasil mendunia.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia tengah memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh setiap tanggal 28 Oktober. Semangat #SumpahPemuda bisa dimaknai dengan berbagai cara di masa sekarang. Ini sesuai dengan kemampuan masing-masing orang.

Di bidang ekonomi, salah satunya dengan mengenalkan produk-produk kreatif karya anak negeri dan membawa nama Indonesia ke mancanegara.

Seperti dilakukan 3 anak muda yang bisa dibilang sukses membangun usaha. Mereka adalah Monica Amadea (25 tahun), Kevin Naftali (28 tahun), dan Pocut Yasmine(25 tahun).

Keseriusan dan jiwa pantang menyerah membawa mereka suskes mendirikan usaha di usia muda. Bahkan dan kini sudah berhasil mendunia.

Berikut ini adalah beberapa kisah inspirasi dari para pemuda dan pemudi yang membawa nama Indonesia melalui produknya di mancanegara.

Monomolly, Pakaian untuk Semua Ukuran Tubuh 

Ini merupakan produk fesyen perempuan yang didirikan Monica Amadea saat berusia 20 tahun. Semua ini dimulai karena dia harus membiayai kuliahnya sendiri.

Monica saat itu membangun bisnis kecil-kecilan, menjadi reseller baju-baju wanita trendi. Wanita lulusan Hubungan Internasional ini mempelajari tentang strategi bisnis secara otodidak.

Kegigihan mendorongnya untuk membuat produk bajunya sendiri dan menjualnya di platform e-commerce Shopee pada tahun 2017 karena dibanjiri permintaan oleh para konsumen.

Dia memiliki misi untuk menghadirkan pilihan pakaian perempuan yang inklusif bagi semua ukuran tubuh perempuan.

"Masuk ke dalam platform digital untuk mengembangkan bisnis menjadi salah satu pilihan terbaik buat kemajuan bisnis saya," kata Monica kepada Antara, Kamis.

Salah satu alasan yang membuatnya masuk ke platform digital adalah karena target pasarnya kebanyakan sudah melek teknologi dan terbiasa berbelanja di e-commerce.

"Kalau dari Shopee, kita biasa terima hingga ribuan pesanan, dan hingga kini bisa mendapat pesanan yang stabil hingga ratusan per harinya," ujar Monica.

Monomolly kini sudah berhasil melakukan ekspor ke Singapura, Malaysia dan Thailand.

Usaha ekspornya ini tak lepas dari bantuan Shopee yang memudahkan dalam proses penjualan dan pengiriman.

"Ini semua dibantu oleh Shopee. Prosesnya mudah, sama seperti kita jual barang kepengguna di dalam negeri. Seneng banget sih bisa go internasional," kata Monica.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

, KevascoSweater Rajut Indonesia Mendunia

Selain Monica, ada juga Kevin Naftali yang berusia 28 tahun dengan produk fesyen pria bernama Kevasco.

Tahun 2011 Kevin menjual produk knitwear yang cukup berbeda dengan produk-produk fesyen laki-laki yang di jual di pasaran kala itu.

Setelah menurunkan idealismenya dan mulai membaca pasar, pada tahun 2017-2018, Kevin mulai fokus untuk menambahkan produk life wear.

Kevin menjelaskan bagaimana kehadiran e-commerce seperti Shopee sangat membantu perkembangan merek fesyen lokal yang masih kecil untuk menjadi platform yang menyediakan permintaan yang cukup stabil, terlebih dengan adanya berbagai kampanye dengan promo-promo yang menarik.

Industri fesyen secara luas awalnya terkena dampak saat pandemi, tapi omzet Kevas di Shopee berhasil naik dua kali lipat di tahun 2020 jika dibandingkan dengan tahun 2019 berkat penjualan di e-commerce.

"Kita dulu pernah ekspor, tapi itu hand carry, titip sama temen kita yang memang kuliah di luar negeri. Tapi sayang jumlahnya hanya bisa sedikitsaja, dan itu pun saat teman kita lagi pulang ke Indonesia saja," kata Kevin.

Kini sejak adanya Program Ekspor Shopee, Kevin bisa dengan mudah mengekspor produknya ke Singapura dan Thailand serta meraih omzet hingga 25 persen hanya dariekspor.

Keikutsertaan Kevasco di Program Ekspor Shopee ke Singapura dan Thailand sejak tahun 2019 pun telah mencatatkan perkembangan yang sangat baik. Hingga kini, 20-25 persen omzet penjualan dari Shopee berasal dari ekspor.

Diakui Kevin, ada banyak hal yang dia dapatkan dari bergabung di program ekspor ini. Oleh karenanya, Kevin ingin terus menjadikan ekspor sebagai fokus untuk terus melakukanekspansi market.

 

3 dari 3 halaman

Tameeca

Berbeda dengan Pocut Yasmine yang memulai bisnisnya saat dia masih kuliah. Berbekal kemampuan photoshop yang dimilikinya, Yasmine menjual berbagai macam stiker, pin, dan printables lainnya sambil berbagi tugas dengan jurusan arsitektur yang dijalani.

Tahun 2018, Yasmine membuka toko di Shopee dan mulai mengekspansi produknya.

Karena saat ini Yasmine sudah mendedikasikan 100 persen waktunya untuk mengembangkan Tameeca, dia memiliki misi untuk terus merambah ke pasar global. Dalam waktu dekat, Tameeca akan melakukan ekspoe ke Singapura, Malaysia danThailand.

Yasmine mengaku memasang iklan di Instagram untuk menggaet pasar di 3 negara tersebut.Tak sedikit dari konsumen yang terpapar iklan tersebut yang menanyakan lebih lanjut terkait produk-produk yang dia jual dan lanjut melakukan pembelian melalui Shopee.

Sebelumnya, Yasmine pernah melakukan ekspor secara mandiri setelah menerima pesanan di Instagram. Namun tidak sedikit calon pembeli yang akhirnya gagal karena ongkos kirim yang cukup mahal.

Menurut Yasmine, keikutsertaan Tameeca dalam Program Ekspor Shopee ini sangat membantu, terlebih terkait logistik.

Kedepannya, Yasmine ingin merambah kedestinasi-destinasi lainnya, dan bisa punya anggota tim yang lebih besar dan terdedikasisupaya bisa menghasilkan pesanan yang stabil.

Berkat kemudahan yang ditawarkan oleh Program Ekspor Shopee, Monica, Kevin danYasmine tidak hanya mengembangkan bisnisnya secara lokal saja, namun bisa melangkahke panggung global meskipun di usia yang cenderung muda.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini