Sukses

Ibu Hamil dan Balita Wajib Jaga Asupan Gizi dan Nutrisi Seimbang Saat Pandemi Covid-19

Masa pandemi Covid-19 ini, menjadi tantangan besar bagi seluruh keluarga dalam menyediakan makanan bergizi dan seimbang.

Liputan6.com, Jakarta Masih banyak masyarakat yang tidak menyadari, bahwa syarat generasi emas unggul terletak pada investasi pada ibu dan anak, salah satunya terkait aspek nutrisi.

Seperti di masa pandemi Covid-19 ini, menjadi tantangan besar bagi seluruh keluarga dalam menyediakan makanan bergizi dan seimbang.

Kondisi ini yang menjadi perhatian dari pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan. Di mana, pemerintah daerah telah mengupayakan tambahan asupan nutrisi bagi masyarakat yang memerlukan, terutama pemberian makanan sehat dan seimbang.

Hal ini untuk menghindari adanya generasi pandemi sebagaimana terjadi pada saat krisis ekonomi 1997/1998 di mana terjadi peningkatan angka malnutrisi.

Bahka, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun telah membuat panduan Gizi Seimbang di Masa Pandemi Covid-19. Panduan yang ditujukan untuk ibu hamil dan balita yang tinggal di zona merah Covid-19.

"Untuk menghadapi situasi pandemi Covid-19 ini, diperlukan adanya panduan gizi seimbang pada masa pandemi Covid-19. Panduan ini berisi tentang cara melindungi keluarga dari penularan virus corona, dan cara meningkatkan daya tahan tubuh dengan gizi seimbang," tulis Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes dr. Rr. Dhian Probhoyekti dalam sambutannya di buku panduan.

Dhian menjelaskan, Covid-19 bisa dicegah dengan makanan gizi seimbang. Dia mengajak agar keluarga, terutama ibu hamil mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan sehat karena dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan menurunkan risiko penyakit kronis dan penyakit infeksi.

Kemudian, penting untuk mencoba berbagai masakan dan makanan saat di rumah, untuk memastikan keluarga tidak menjadi bosan dengan makanan yang sama.

Hal lain, konsumsi makanan bergizi seimbang yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan.

Juga, selalu batasi pemakaian gula, garam dan lemak. Adapun batasan asupan gula dalam sehari adalah 50 gram atau setara 4 sendok makan, batasan lemak 5 sendok makan atau 67 gram minyak, dan garam maksimal 1 sendok teh atau 5 gram.

Konsumsi suplemen multivitamin jika di perlukan. Kemudian, hindari rokok dan minuman beralkohol. Istirahat teratur dan tidur yang cukup. Rileks dan kendalikan emosi.

"Melakukan aktivitas fisik, tapi jangan berlebihan karena olahraga atau aktivitas fisik harus dilakukan dengan intensitas ringan atau sedang, untuk meningkatkan kekebalan tubuh," ujar Dhian.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hal Lain

Selain itu, pastikan juga keamanan pangan. Bila mengacu sesuai standar World Health Organization (WHO), seperti cuci bersih tangan dengan sabun di air mengalir sebelum menyiapkan makanan atau bahan makanan dan mencuci bahan makanan yang akan diolah.

Pisahkan penyimpanan serta bedakan pisau dan talenan, untuk bahan makanan mentah dengan makanan matang.

Memasak dengan benar dan matang, terutama bahan makanan protein hewani. Kemudian, simpan makanan matang pada suhu yang tepat dan aman.

Kemenkes mengingatkan, sebagaimana sudah disampaikan oleh Unicef bahwa semua pihak, perlu menyelamatkan anak dari paparan virus SARS-CoV2 penyebab Covid-19.

UNICEF juga melaporkan bahwa akan terjadi kerusakan yang tidak dapat diperbaiki dari pandemi Covid-19 ini. Kerusakan itu terjadi pada kesehatan, pendidikan, dan nutrisi anak-anak di seluruh dunia.

Gangguan layanan pada fasilitas kesehatan dan melonjaknya angka kemiskinan merupakan ancaman terbesar bagi anak-anak.

Semakin lama krisis berlangsung, semakin besar dampaknya pada pendidikan, kesehatan, gizi, dan kesejahteraan anak-anak. Menurut Unicef, anak-anak pun rentan terinfeksi Covid-19.

Dhian mengingatkan, memenuhi nutrisi anak merupakan hal yang sangat penting karena masa kanak-kanak adalah masa pertumbuhan.

Masa anak-anak merupakan momen yang menentukan seperti apa mereka kedepannya. Jika dalam masa anak-anak pemenuhan nutrisi kurang baik, bisa menggangu pertumbuhan yang kelak  membuat mereka mudah terserang penyakit ketika dewasa.

Karena itu, masa pandemi Covid-19 bukanlah alasan untuk tidak memperhatikan nutrisi anak, walaupun sebagian besar pendapatan orangtua berkurang.

Dia pun mengajak para orangtua bisa memprioritaskan untuk membeli makanan bagi si anak dengan kandungan gizi seimbang.

Misalnya daripada memesan layanan antar makanan atau makan di restoran, lebih baik uangnya dibelikan makanan yang sehat dan dimasak sendiri. Karena banyak dapat dijumpai bahan makanan bergizi dengan harga murah seperti telur atau sayuran misalnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.