Sukses

Agent of Change, Gadis 16 Tahun Ini Bolos Sekolah demi Climate Change

Gadis belia ini sampai rela bolos sekolah demi menyuarakan isi hati dan pikirannya soal perubahan iklim.

Liputan6.com, Jakarta Kondisi iklim dunia kini kembali memprihatinkan. Perubahan iklim yang semakin tidak sehat dan tak terkendali ini justru mendapat perhatian serius dari gadis berusia 16 tahun asal Swedia, bernama Greta Thunberg. 

Gadis belia ini sampai rela bolos sekolah demi menyuarakan isi hati dan pikirannya soal perubahan iklim. Aksi heroik ini dilakukannya di depan gedung parlemen Swedia. Kalau mau tahu lebih lanjut tentang dia, yuk, baca ulasan dari Swara Tunaiku berikut.

Makna Agent of Change

Gerakan peduli perubahan lingkungan yang disuarakan Greta Thunberg tersebut merupakan salah satu contoh aksi nyata demi kepentingan bersama.

Sebagai generasi muda yang peduli lingkungan, ia berpikir bahwa kondisi iklim dunia yang tengah memburuk harus segera diatasi. Aksi heroiknya merupakan perwujudan dari peran generasi muda sebagai agent of change.

Kini, anak muda bisa lebih mengkritisi fenomena yang ia ketahui. Pengetahuan yang dimilikinya serta keberanian dalam dirinya, mendorong untuk menggerakkan semua orang agar melakukan perubahan. Ia ingin menjadi orang yang berpengaruh demi perubahan iklim yang lebih baik.

Selain menjadi inspirator, agent of change ini juga memotivasi orang lain berubah ke hal yang lebih baik.

Jika aksi Greta tersebut dimaknai dengan serius dan banyak pihak yang tergerak sepaham dengannya, bisa menjadi aksi nyata.

Kasus kondisi iklim yang tidak sehat memang harus dikritisi dan segera diubah menjadi normal kembali. Hal ini menyoroti adanya perubahan iklim yang tidak sehat, yaitu berupa kualitas udara yang tidak sehat melebihi ambang batas WHO.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Aksi Nyata Greta Thunberg Peduli Climate change

Aktivitas perubahan iklim yang bernama lengkap Greta Thunberg ini menyuarakan pendapat dan idenya di depan gedung parlemen Swedia.

Inisiatif gadis remaja ini sangat menyita perhatian setelah bolos sekolah dan memilih duduk bersama spanduk buatannya di depan gedung pemerintahan.

Spanduk tersebut bertuliskan “Skolstrejk for Klimatet” atau “Aksi Mogok Sekolah untuk Iklim”. Tulisan tersebut memang nyata adanya dan Greta benar-benar bolos sekolah secara beraturan demi menyuarakan pendapat dan idenya ke pemerintah karena sangat prihatin atas iklim yang tidak sehat. Menurutnya, pemerintah harus mengupayakan pembersihan dan kelestarian lingkungan.

Ide Greta yang Sadarkan Dunia

Aksi Greta tersebut akhirnya mendapatkan perhatian dari seluruh dunia karena kepeduliannya yang begitu besar pada lingkungan. Bahkan, kepentingannya sendiri untuk bersekolah sampai dikorbankan.

Akhirnya, gadis ini mengikuti rapat besar PBB untuk menyampaikan idenya secara resmi setelah sebelumnya aksinya diikuti oleh berbagai pihak sebagai bentuk solidaritas.

Sebanyak 70 negara akhirnya mengikuti aksi Greta. Gadis remaja tersebut sudah berhasil menjadi inspirator dunia untuk memperhatikan lingkungan.

Bagaimanapun, kondisi lingkungan tempat kita hidup harus diperhatikan dan dijaga kelestariannya, Terutama kondisi udara.

Efek jangka panjang dari udara yang tidak sehat pasti sangat buruk. “Kalian ke mana saja saat perubahan iklim masih bisa diperbaiki?” Kata Greta dalam salah satu pertanyaan protesnya dalam rangka menyadarkan berbagai pihak yang berwenang menghimpun aksi global, yaitu pemerintah Swedia dan akhirnya lembaga PBB yang di dalamnya tergabung semua negara di dunia.

Hal ini sudah menyadarkan berbagai pihak bahwa untuk menjadi agen perubahan tidak dapat diukur dari usia, gender, ataupun indikator lainnya.

Siapa pun bisa berpikir kritis dan menyuarakan pendapat yang memang positif untuk berubah ke arah yang lebih baik demi kebermanfaatan bersama.

Banyak hal yang dapat diteladani dari aksi gadis belia tersebut. Di usianya yang masih remaja, ia sudah berpikir dewasa dan mengkritisi pemerintah sebagai pihak yang berwenang menyelenggarakan pemerhati lingkungan global.

Berkaca dari kisah tersebut, sebaiknya menjadi generasi muda yang bermanfaat dan menjadi pribadi yang peduli lingkungan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini