Sukses

Tips Tetap Bugar buat Para Ayah Saat Merawat Anak

Saat merawat bayi, para pria juga kerap melewatkan saat makan, makan makanan ringan yang tidak sehat, dan tidak kurang beristirahat.

Liputan6.com, Jakarta Pada saat bayi lahir, kebanyakan fokus kepada kondisi atau keadaan para ibu yang melahirkan. Tetapi kondisi sang ayah kerap luput dari perhatian. Padahal, mengasuh anak sudah menjadi tugas bersama para ibu dan ayah.

Studi terbaru menunjukkan bahwa peran sebagai ayah dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental meraka, dan pria juga dapat mengalami depresi pascapersalinan.

Seorang ayah juga dapat mengalami kelelahan, dan tekanan dari semua itu yang berdampak secara fisik. Mengalami stres tinggi dan kurang tidur dapat meningkatkan risiko pria terkena penyakit jantung, diabetes tipe 2, obesitas, dan penyakit mental, menurut Canadian Men's Health Foundation.

Saat merawat bayi, para pria juga kerap melewatkan saat makan, makan makanan ringan yang tidak sehat, dan tidak kurang beristirahat.

 

Berikut adalah lima tips yang bagi para ayah untuk menjaga kesehatan mental dan fisik mereka saat merawat bayi, seperti mengutip laman Huffington Post :

1. Perbanyak keluar rumah

Sinar matahari dan olahraga terbukti membantu orang yang lelah tetap terjaga, dan udara segar adalah penambah suasana hati yang alami. Jadi keluarlah, apakah itu untuk bersepeda di sekitar lingkungan, bertamasya di akhir pekan, atau pergi keluar untuk makan siang.

"Alam adalah bahan bakar bagi jiwa," Richard Ryan, peneliti dan profesor psikologi di University of Rochester.

2. Hindari mengkonsumsi Junk Food

Orang tua cenderung ngemil larut malam ketika anak-anak pergi tidur. Padahal ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan kadar gula darah yang lebih tinggi. Faktanya, sebuah penelitian pada 2010 menemukan bahwa risiko obesitas seorang ayah meningkat empat persen pada setiap anak.

Dan jika Anda hanya ngemil karena bosan atau stres, Ahli Diet Kanada merekomendasikan untuk berjalan-jalan, mendengarkan musik, atau membaca.

3. Berdiskusilah dengan sesama ayah

Sebuah studi pada 2019, menemukan bahwa seperempat ayah baru merasa terisolasi secara sosial , dengan 20 persen mengatakan mereka kehilangan teman setelah memiliki anak.

Namun, penelitian yang sama menemukan bahwa persahabatan penting bagi kesehatan mental ayah, karena mereka yang tidak memiliki teman dekat lebih mungkin mengalami stres pada tahun pertama menjadi ayah.

Mengobrol dengan ayah lain di taman. Tanyakan tentang foto bayi yang ditampilkan rekan kerja Anda dengan bangga di mejanya. Kenali ayah-ayah lain di tempat penitipan anak, dan sarankan tanggal bermain. Gunakan anak itu sebagai alasan: itu untuk apa mereka menghabiskan waktu mereka.

Reporter: Danar Jatikusumo

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

4. Jadwalkan waktu istirahat

Setiap orang tua perlu istirahat , dan ayah tidak terkecuali. Mungkin sulit ketika bayi masih kecil, tetapi cobalah melakukan setidaknya satu hal untuk diri sendiri setiap minggu. Mungkin kelas olahraga atau perjalanan singkat ke gym.

Mungkin 30 menit sendirian di kedai kopi untuk membaca koran. Apa pun yang ingin anda lakukan jadwalkan di kalender dan patuhi itu.

Jika Anda memiliki pasangan, balas budi dan pastikan mereka melakukan hal yang sama untuk diri mereka sendiri. Anda berdua akan lebih bahagia.

5. Berlatih memusatkan perhatian

Stres menjadi orang tua baru bukan lelucon. Satu penelitian baru-baru ini menemukan bahwa beberapa orang tua baru mengalami penurunan kebahagiaan bahkan lebih besar daripada penurunan yang terjadi karena pengangguran, perceraian, atau kematian pasangan.

Ketika Anda memiliki sejuta hal di pikiran Anda, di situlah mindfulness masuk. Meditasi mindfulness memungkinkan kita untuk melatih otak kita untuk bereaksi berbeda terhadap stresor, dan itu bisa membuat Anda menjadi orangtua yang lebih baik.

"Anggap saja sebagai melakukan push-up untuk otak ," pakar pengasuhan Alyson Schafer. Berlatih memusatkan perhatian akan membantu Anda, menenangkan reaksi Anda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini