Sukses

Pramono Edhie: Diusik Tetangga, RI Harus Tetap Berdaulat

Sehingga, Indonesia tidak dianggap terlalu kompromi dan lemah atas konflik serta permasalahan yang terjadi dengan negara tetangga.

Beberapa aksi dan reaksi yang dilakukan negara tetangga terhadap Indonesia, mulai dari protes Singapura terhadap penamaan KRI Usman Harun, pembakaran dan perampokan kapal nelayan asal Merauke oleh tentara Papua New Guniea, hingga pengusiran imigran gelap asal Timur Tengah oleh Australia ke wilayah Indonesia menimbulkan berbagai tanggapan di dalam negeri.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Pramono Edhie Wibowo, menegaskan, bahwa pemerintah dan rakyat Indonesia harus tetap mengutamakan kepantingan dan menjaga kedaulatan, kewibawaan, serta kehormatan bangsa dan negara dalam melaksanakan hubungan bertetangga antar negara.

"Kita wajib menjaga kedaulatan, kewibawaan dan kehormatan bangsa dan negara di mata dunia, khususnya negara tetangga. Untuk dapat melindungi keutuhan wilayah dan keamanan warga negaranya, Indonesia harus tetap berdaulat, berwibawa dan dihormati, tanpa harus jadi menakut-nakuti negara tetangga,” ungkap Pramono dalam keterangannya kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (11/2/2014).

Sehingga, lanjut Pramono, Indonesia tak dianggap terlalu kompromi dan lemah atas konflik serta permasalahan yang terjadi dengan negara tetangga. Hingga akhirnya dapat merugikan bangsa dan negara kita sendiri.

"Indonesia adalah bangsa dan negara yang besar, jangan sampai kita dipermalukan bangsa lain karena kurang tegas menyelesaikan konflik," tegas Pramono.

Apalagi menurut peserta Konvensi Capres Partai Demokrat ini, berdasarkan pengalamanya dalam dunia militer selama 33 tahun, konflik justru kerap terjadi antarnegara tetangga baik di Asia maupun di berbagai wilayah di dunia. Karena itu ia meminta negara-negara tetangga Indonesia agar menghormati kedaulatan dan hak masing-masing negara serta menghindari tindakan-tindakan provokasi yang berpotensi menimbulkan ketegangan dan konflik berkelanjutan.

"Mari kita bicarakan permasalahan yang ada untuk mencari solusi yang menguntungkan kedua belah pihak," tandas adik ipar Presiden SBY ini. (Adm/Ali)

Baca Juga:
Panglima TNI: KRI Usman-Harun Bukan untuk Pancing Emosi Singapura
Kapal Nelayan RI Dibakar Tentara PNG, DPR Serukan Protes Keras
Australia Langgar Teritorial, Menlu Marty: Kita Minta Penjelasan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini