Sukses

Merajut Asa Korban Tsunami Aceh

9 tahun tsunami Aceh tak membuat korban terus terhempas. Mereka bangkit dan terbukti bisa. Inilah kisahnya.

Tsunami yang menerjang Aceh pada Minggu 24 Desember 2004 silam menyisakan duka bagi Fauziah. Wanita itu selamat dari amukan air bah yang menerjang Bumi Serambi Makkah. Namun, tidak halnya dengan sang suami. Dia yang kala itu sedang pergi ke pasar, tewas, dan hingga kini jasadnya pun belum ditemukan.

Wanita itu bernama Fauziah. Bersama 5 anaknya serta puluhan warga Lapulo lainnya selamat setelah naik ke atas kapal saat gelombang tsunami meluluhlantahkan desanya. Dia dan anaknya berlari ke sebuah rumah berlantai 2 yang berjarak beberapa meter dari rumahnya.

"Saat gelombang tsunami datang, kami mencoba menyelamatkan diri lari ke rumah Ibu Abasiah, seketika gelombang datang warga melihat ada kapal yang tersangkut di atas rumah itu, hingga warga membongkar seng semuat badan dan naik ke atas kapal itu," kenang Fauziah.

Hingga kini kapal tersebut masih bertengger di atas atap rumah Abasiah di kawasan Lampulo, Banda Aceh.

9 Tahun berlalu. Tragedi Tsunami itu dikenang dalam memori Fauziah, dan bukan di hati. Ia harus bangkit dari keterpurukan.

Bersama 5 anaknya, Fauziah tinggal di sebuah rumah bantuan sederhana bertipe 36, di Desa Lampulo, Banda Aceh. Kesehariannya dihabiskan mengolah usaha irisan ikan tongkol yang diolah menjadi ikan keumahmah atau biasa disebut ikan kayu.

Fauziah bersama kelompoknya kini tengah merajut asa dengan menambatkan 'Cap Kapal Tsunami' pada lambang produknya itu. Keterampilannya didapatkan saat mengikuti pelatihan dari sejumlah LSM. Dengan sabar dan telaten, Fauziah mengikutinya hingga menekuni usaha itu bersama kelompoknya dengan modal awal Rp 500 ribu.

Usaha Fauziah kini berbuah manis. Ia mampu memasarkan produknya ke beberapa toko. Setiap hari, penjualannya kian meningkat. Bahkan, merambah ke beberapa daerah di Aceh hingga ke Medan, Sumatera Utara. "Sekarang udah banyak yang beli buat oleh-oleh, dari Medan, Jakarta, Malaysia, hingga ke Turki," kata Fauziah.

Omzetnya, kini mencapai Rp 20 juta. Bahkan, pemerintahan Aceh sejak 2012 lalu telah menjadikan ikan kayunya sebagai bekal wajib jamaah haji asal Aceh.

Dengan 'Kapal Tsunami' itu, Fauziah kini dapat mengarungi hidup baru bersama ke-5 anaknya yang telah mengantarkan mereka bersekolah hingga ke perguruan tinggi.

'Kapal Tsunami' itu menjadi sejarah besar bagi Fauziah, kisah pilu dan kebangkitan yang ia lambangkan dalam hidupnya.

Peringatan 9 Tahun Tsunami

Ada kejadian menarik sehari jelang 9 tahun tsunami Aceh. Ribuan ikan berloncatan ke darat di pesisir Pantai Kampung Tambisan, Sabah, Lahad Datu, Malaysia, Rabu 25 Desember 2013. Penduduk setempat pun langsung mengambil ikan-ikan yang dikenal dengan sebutan ikan tamban itu.

Dalam video yang didapat Liputan6.com, tampak ribuan ikan itu berloncatan sebelum akhirnya terdampar di bibir pantai. Sejumlah warga dan anak-anak terlihat memunguti ikan-ikan tersebut.

Seorang penduduk setempat, Suzila Abdullah mengatakan, fenomena seperti itu sudah terjadi sejak 3 tahun terakhir. "Tetapi tahun ini kelihatan berbeda, karena jumlah ikan yang timbul amat banyak," katanya, seperti di kutip dari themalaysianisider.com.

Tak hanya ikan, masyarakat Aceh juga menggelar acara mengenang tragedi dahsyat tersebut. Umumnya, mereka memanjatkan doa bersama bagi sanak saudara yang telah menjadi korban amukan gelombang setinggi 30 meter itu.

Salah satunya di kuburan massal Siron Lambaro, Aceh Besar. Ziarah massal digelar warga di tempat tersebut. Mereka mendoakan para korban sesuai dengan agama dan keyakinannya masing-masing.

Di kuburan massal itu, sebanyak 46.718 korban tsunami dimakamkan. Tempat ini merupakan kompleks kuburan massal terbesar di Aceh, bahkan Indonesia.

Ribuan masyarakat juga berkumpul di kawasan situs tsunami Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung, Desa Punge, Banda Aceh. Mereka mengikuti doa bersama dalam rangka peringatan 9 tahun tsunami Aceh.

Warga yang hadir dari berbagai daerah ini datang untuk mendoakan para korban tsunami. Mereka duduk di bawah tenda yang telah disediakan panitia. Doa dan dzikir pun terlantun keluar dari mulut mereka.

Acara bersama yang dipimpin Tengku Munzir, dari Syiah Kuala ini membuat jamaah terhanyut. Mereka khusyuk berzikir, meski terkena paparan teriknya matahari.  "Kita menyebar 2.000 undangan untuk doa bersama dan terbuka untuk umum", ujar Lina Herlina, guide di kawasan tersebut.

PLTD Apung 1 adalah kapal generator listrik milik PLN di Banda Aceh yang kini dijadikan tempat wisata di Banda Aceh. Kapal seberat 2 ton lebih terdampat di kawasan Pantai Ule Lheue setelah dihantam gelombang tsunami sejauh 4 kilometer dan mengenai perumahan warga hingga kandas di kawasan Punge saat ini.

Sementara di Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, masyarakat setempat digemparkan meninggalnya M Yakub, salah satu tokoh agama di kawasan tersebut. Ia wafat saat memimpin doa bersama peringatan 9 tahun tsunami Aceh. Yakub yang wafat sekitar pukul 09.00 WIB itu tengah membaca doa setelah jamaah menyelesaikan pembacaan Surat Yasin bersama yang dipimpinnya.

Menurut Anang, Yakub tersungkur dalam posisi sujud. Dia sempat dilarikan ke pukesmas setempat. Hasil pemeriksaan tim medis, Yakub mengalami hipertensi (darah tinggi).

SBY Salah Nge-Tweet

9 tahun tsunami Aceh mengundang kicauan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dalam akun twitternya @SBYudhoyono, Kamis 26 Desember 2013, SBY menulis "Hari ini tepat 8 th musibah tsunami di Aceh & Nias. Kita harus senantiasa siaga menghadapi bencana alam. *SBY*.

Sontak, kicauan SBY pun mengundang kritik dari twitland. Karena bencana yang meluluhlantahkan Bumi Serambi Makkah itu terjadi pada 26 Desember 2004 atau tepat 9 tahun. Berbagai kritikan datang sambil menyebut akun twitter SBY.

"Nah loh, sby kok bs salah" tulis akun twitter @ailumulia. Pemilik akun @putroetarina juga mengingatkan SBY. "9 thn pak."

SBY pun menyadari kekeliruan kicauannya. Dia pun lantas meralat. "Terima kasih atas ralatnya, hari ini tepat 9 tahun musibah tsunami di Aceh dan Nias. *SBY*," ralat SBY.  (Ali/Rmn)

Baca juga:
[VIDEO] Ziarah Massal Korban Tsunami Aceh
Ada 4 Gedung `Penyelamat` Warga Aceh dari Tsunami
Pimpin Doa Peringatan Tsunami, Ulama Aceh Wafat Posisi Sujud

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.