Sukses

Ahok: Harusnya Atap Sekolah Pakai Baja Ringan

Konstruksi gedung sekolah dinilai belum baik. Sehingga banyak bangunan sekolah yang ambruk diterpa banjir.

Pemprov DKI Jakarta berencana mewujudkan program sekolah aman, dengan membenahi seluruh gedung sekolah. Terlebih untuk gedung yang berada di lokasi rawan bencana. Pemprov DKI pun akan menggunakan baja ringan untuk atap gedung sekolah.

"Kita mau bagusin semua gedung sekolah ini kita lagi kebut. Negeri dulu," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balaikota, Kamis (14/11/2013).

Menurut pria yang kerap disapa Ahok itu, ancaman bencana yang paling nyata di Ibukota adalah banjir. Sementara konstruksi gedung sekolah dinilai belum baik. Sehingga banyak bangunan sekolah yang ambruk diterpa banjir. Penggunaan kayu usia muda dan tidak ada anti-rayap menjadi salah satu sebab bangunan sekolah rawan ambruk.

"Itu yang membuat bahaya, kalau gempa relatif bisa kita atasi. Rata-rata ambruk karena bahan baku bangunan. Semalam baru roboh 1 di Klender," kata Ahok.

Selama ini, ia merasa pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab atas pembenahan sekolah tidak memikirkan secara detail mengenai keamanan gedung. Seperti menggunakan bahan baku bangunan sekolah yang terbaik, agar gedung tersebut tahan gempa maupun banjir.

"Nggak ada yang mau mikirin. Atap plafon kuda-kuda masih memakai kayu," cetus Ahok.

Ia juga mengeluhkan tidak adanya pengawasan terkait pembangunan gedung sekolah. Terlebih soal bahan bangunan yang digunakan, begitu juga terhadap pemakaian dana program tersebut. Pemprov DKI diakuinya tidak pernah menganggarkan untuk pemeliharaan rayap.

Seharusnya, lanjut dia, setiap tahun dilakukan pendataan spesifikasi bahan baku pembangunan gedung sekolah. Contohnya kayu yang digunakan berusia muda atau tua, dan perlu tidaknya digunakan anti-rayap. Karena itulah, sekarang Pemprov DKI akan mulai menggunakan bahan baja ringan, terutama untuk atap gedung.

"Harusnya semua memang baja ringan. Baja ringan dulu lebih mahal, makanya pakai kayu. Kalau sekarang baja ringan lebih murah dari kayu, bagus. Makanya sekarang kita maunya pakai baja ringan karena yang paling rapuh kan atap plafon," jelas Ahok.

Hanya, menurut Ahok, harga baja ringan atau kusen aluminium cukup mahal. Sedangkan untuk memasukkan bahan-bahan bangunan semacam itu ke dalam e-katalog belum dapat dilakukan. Sebab, didahulukan bus dan alat berat. Selain itu, masih juga terkendala pada kecocokan harga jual.

"Sekarang BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) masih kelabakan. Seharusnya harga-harga itu tinggal ngambil saja kan sesuai yang harga jual di supermarket atau di toko bangunan. Tapi mereka menyalahi aturan kalau menggunakan cara seperti itu. Seharusnya mereka langsung ke produsen. Soalnya produsen punya daftar harganya. Tapi produsen males urusan sama pemerintah. Karena dianggap terlalu merepotkan," pungkas Ahok. (Mvi/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini