Sukses

<i>Shutdown</i> AS `Nyerempet` Indonesia

Sejauh ini belum ada konfirmasi apakah Obama membatalkan atau meneruskan kunjungannya ke 3 negara lainnya.

Rabu pagi 20 Oktober 2013, telepon di kantor Perdana Menteri Malaysia Najib Razak berdering. Najib mengangkat telepon. Di seberang sana terdengar suara yang tak asing. Perbincangan dimulai. Lawan bicara Najib adalah pemimpin negara adidaya, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Inti pembicaraan, Obama batal berkunjung ke Malaysia. Gonjang-ganjing politik yang berdampak pada anggaran AS memaksa Obama membatalkan kunjungan ke Malaysia. Hal itu semata-mata demi untuk mengatasi shutdown atau penghentian kerja pemerintahan Paman Sam.

"Saya sampaikan kepadanya, saya mengerti situasi di Amerika Serikat. Situasi yang membuat dia tidak dapat berkunjung ke Malaysia sekarang," kata Najib seperti dilansir Bernama, Rabu (2/10/2013). Sebagai gantinya, Obama mengutus Menteri Luar Negeri AS John Kerry dalam konferensi kewirausahaan di Kuala Lumpur Jumat 11 Oktober mendatang.

Pembatalan ini amat disayangkan. Sebab, sudah lama Presiden AS tak bersua ke Negeri Jiran. Yang terakhir adalah Lyndon B Johnson pada 1966. Dan tak hanya Malaysia. Obama mulai pekan depan juga dijadwalkan mengunjungi 4 negara Asia untuk meningkatkan hubungan ekonomi. 3 Negara lainnya adalah Indonesia, Brunei Darussalam, dan Filipina. Brunei dipastikan batal. Seluruh kunjungan tersebut dijadwalkan berlangsung sebelum perhelatan KTT APEC 2013

Sejauh ini belum ada konfirmasi apakah Obama membatalkan atau meneruskan kunjungannya ke 3 negara lainnya. Dan ini adalah kali ketiga dalam 3 tahun Obama membatalkan kunjungannya ke Asia. Pada 2010, 'Anak Menteng' batal berkunjung karena bertepatan dengan voting UU Kesehatan, juga masalah tumpahan minyak di Teluk Meksiko.

Hingga kini, pemerintah Indonesia mengaku belum mengetahui kepastian kehadiran Obama ke KTT APEC di Bali akhir pekan ini. Tapi pemerintah sudah mengetahui bahwa kunjungan Obama ke Malaysia dibatalkan. Menurut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, kunjungan Obama ke Malaysia justru akan mengakhiri rangkaian kunjungan Obama ke Asia Tenggara.

"Karena ini kan perkembangan baru 2 jam terakhir. Saya akan mencari tahu mengenai masalah ini," tegas Marty usai mendampingi Presiden SBY menyambut kedatangan Presiden China Xi Jinping di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (2/10/2013).

Untuk menghilangkan kesimpangsiuran pemberitaan, Marty akan segera mencari tahu tentang masalah ini. Apakah pemerintah akan menanyakan langsung ke pihak yang punya otoritas di AS, Marty menampiknya. "Saya kira tak perlu, mereka pasti memberitahu jika ada sesuatu. Seharusnya mereka segera memberitahu. Yang jelas kita baru mendengar pembatalan ke Malaysia, ke Indonesia kan belum," beber Marty.

Yakin Hadir

Kabar sedikit melegakan datang dari Panitia Nasional KTT APEC. Wakil Ketua Panitia Nasional KTT APEC 2013, Chairul Tanjung, memastikan Obama akan hadir pada puncak pertemuan internasional di Nusa Dua, Bali pada 7-8 Oktober mendatang.

"Sampai hari ini seluruhnya masih menyatakan konfirmasinya," kata Chairul Tanjung usai meninjau Pusat Media KTT Apec 2013 di Pusat Konvensi Nusa Dua, Rabu, (2/10/2013).

Chairul menjelaskan, pihak Kedutaan Besar, Kementerian Luar Negeri, dan petugas Secret Service Amerika Serikat juga memastikan presiden yang pernah tinggal di Jakarta itu bakal hadir di KTT APEC 2013. Meskipun masih menerima konfirmasi kehadiran, kata dia, Panitia tetap akan mamantau jadwal kedatangan Obama.

"Kami masih menunggu. Kita tahu ada masalah internal," ujar pengusaha yang karib disapa CT itu.

Obama Diminta 'Tebusan'

Anggaran pemerintahan AS gagal diputus tepat pada waktunya, padahal tahun fiskal baru dimulai pada Selasa kemarin 1 Oktober 2013. Debat panas terus berlangsung terkait UU Kesehatan yang digagas Obama atau yang dikenal sebagai Obamacare.

Akibatnya, selain sektor penting dan esensial, kerja pemerintahan AS dihentikan sementara. Hampir 800 pegawai dirumahkan tanpa menerima gaji.

Obama sudah berjanji untuk tidak membiarkan Partai Republik membatalkan UU Kesehatan, yang jadi prasyarat untuk menghidupkan kembali roda pemerintahan AS. "Mereka menuntut tebusan," kata Obama.

"Mereka menghentikan pemerintah demi ideologi mereka yang menolak asuransi kesehatan terjangkau untuk jutaan rakyat AS," kata Obama. Di lain pihak, Partai Republik menginginkan negosiasi lebih lanjut.

Sementara, jajak pendapat yang dirilis Selasa lalu menunjukkan mayoritas responden warga AS, sekitar 72 persen, menyalahkan kebijakan Republik yang menghentikan kerja pemerintahan demi penolakannya atas UU Kesehatan. Demikian jajak pendapat Quinnipiac University.

'Si Koboi' Pengacau

Siapa dalang yang bikin pemerintah AS shutdown? Diduga adalah Ted Cruz. Ia merupakan politisi muda dari Partai Republik yang tak menjabat pada posisi ketua parlemen, tapi dia telah menjadi senator AS selama 10 tahun. Meski anggota Dewan, gaya pakaian Cruz seperti koboi, sebagaimana asalnya, Texas --kota koboi. Sehari-harinya, ia selalu menggunakan sepatu bot koboi.

Cruz telah dikenal sebagai pemimpin de facto dari sayap kanan ultrakonservatif AS. Dan sepak terjangnya, seperti dimuat News.com.au, Rabu (2/10/2013), telah memosisikannya secara tidak langsung untuk memecah belah pemerintahan. Shutdown ini diduga karena manuver-manuver yang dilancarkan Cruz untuk menggoyah beberapa pemimpin kubu Republik, untuk menentang Demokrat di Kongres.

Cruz bukan orang sembarangan. Pria yang genap berusia 43 tahun pada 22 Desember 2013 ini adalah sarjana hukum dari Princeton Law School dan Harvard Law School. Ia pernah menjadi jaksa agung terlama di Texas.

Orang-orang juga menyebut Cruz sangat piawai soal public speaking. Bahasa retorikanya sangat tajam. Cruz juga dikenal arogan dan kerap menolak berhubungan dengan orang yang tidak selevel dengannya. Dengan sepak terjangnya ini, Cruz disebut berpeluang menjadi Presiden AS. Meski Partai Republik cenderung memilih capres yang sudah tua, berpengalaman, dan moderat. Tapi tak ada yang tak mungkin. Apa pun bisa terjadi. Apa Cruz bakal jadi presiden atau tetap berperan sebagai pengacau Senat? (Ism)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.