Sukses

Mudik, Pemerintah Masih (Saja) Tergopoh-gopoh

Sejumlah ruas jalur utama pemudik terutama Pantura dan Selatan Jawa dan Jalinsum rusak atau masih perbaikan sehingga macet tak terhindarkan.

Ramadan dan Idulfitri. Bagi masyarakat di Tanah Air yang mayoritas muslim, momen ini dijadikan ajang untuk pulang kampung alias mudik dan sudah jadi rutinitas dari tahun ke tahun. Meski menghadapi berbagai kendala, namun bagi mereka merayakan Idul Fitri bersama keluarga adalah kebahagiaan di tengah padatnya kesibukan mencari nafkah di kota-kota besar.

Selain jalur darat, para pemudik yang sebagian besar dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi juga menggunakan moda transportasi melalui udara, laut. Alhasil, mulai H-7 sampai H+7 Lebaran, aktivitas layanan di terminal, bandara dan pelabuhan melonjak drastis dibandingkan hari biasa.

Namun, pemerintah masih saja tergopoh-gopoh mengantisipasi tradisi tahunan itu. Sejumlah ruas jalur utama pemudik terutama Pantai Utara (Pantura) dan Selatan Jawa hingga jalur Lintas Sumatera dan beberapa daerah lainnya masih jauh nyaman dan aman. Sejumlah ruas jalan masih rusak parah, terutama jalur Pantura yang menjadi urat nadi jalur transportasi manusia, barang dan jasa.

Dan seperti biasa, proyek perbaikan jalan pun selalu dikerjakan menjelang Lebaran setiap tahun. Manajemen proyek yang masih amburadul hingga kualitas jalan yang diragukan itu pun menimbulkan kecurigaan publik dugaan adanya 'bancakan' dalam pengerjaan Proyek Abadi Pantura itu. Terlebih, proyek itu tidak saja menghabiskan anggaran besar negara setiap tahunnya. Pengguna jalan pun dirugikan karena harus terdampak kemacetan selama berjam-jam saat perbaikan jalan.

Macet di Jalur `Neraka` Pantura

Kemacetan juga selalu melanda jalur Pantura meski belum memasuki Lebaran. Pengemudi mobil pribadi, sopir angkutan umum bus, hingga truk pengangkut bahan pokok dan hasil produksi harus kehilangan waktu, tenaga dan uang selama di perjalanan. Mereka harus terjebak kemacetan akibat perbaikan jalan. Ratusan miliar rupiah hingga triliunan potensi ekonomi terbuang percuma.

Tercatat, di jalur Pantura Subang, Jawa Barat, Sabtu 3 Juli 2013 lalu, mereka terjebak macet selama 5 jam. Kemacetan disebabkan adanya perbaikan jalan di kawasan Sukamadi yang sudah berlangsung sejak 3 bulan silam.

Jalan yang biasanya dua jalur, kini menjadi satu jalur. Akibatnya, penyempitan jalan terjadi, terutama di daerah Ciasem sepanjang satu kilometer. Ditambah lagi volume kendaraan yang naik, baik dari arah Cirebon menuju Jakarta atau sebaliknya.

Kemacetan di jalur 'neraka' Pantura juga kembali dirasakan para pengendara, Rabu 17 Juli 2013 lalu. Daerah Subang, Jawa Barat, Mangkang, Kendal dan Pejagan, Jawa Tengah, menjadi 3 titik utama perbaikan jalan yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum. Rakyat pun kembali diminta untuk memaklumi ketidakbecusan pemerintah. Pemerintah pun berjanji seluruh jalur pemudik bisa dilintasi minimal H-10 Lebaran.

Selain Pantura dan Selatan Jawa, pemudik yang akan melintasi Jalan Lintas Sumatera juga harus waspada ruas jalan yang rusak dan berlubang. Seperti di Jalur Lintas Timur Sumatra di Musi, Banyu Asin, Sumatra Selatan, berlubang besar dengan diameter lebih dari 1 meter masih menganga di beberapa titik. Tak jarang truk sering terguling saat melintasi jalur ini.

KPK dan Publik Awasi Pantura

Buruknya pemerintah dalam manajemen jalan, khususnya jalur Pantura membuat publik gerah. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menengarai adanya ketidakberesen di Pantura pun mulai menelisik. Ketua KPK Abraham Samad mengaku pihaknya sedang menelusuri dan menganalisa dugaan korupsi `proyek abadi` perbaikan jalur Pantura. Terlebih, proyek ini selalu dilakukan tiap tahun menjelang arus mudik Idul Fitri.

Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Marwan Jafar juga meminta pemerintah mengevaluasi proyek Pantura. Ia minta sepanjang jalur Pantura dibetonisasi. Menurutnya, hal itu dilakukan agar kontroversi proyek perbaikan tak terjadi berulang-ulang setiap tahun.

Pengamat transportasi Agus Pambagio berpendapat agar pemerintah khususnya aparat penegak hukum menindak tegas para oknum 'pemain' proyek tahunan di Pantura. Jika Pemerintah tidak tegas, perbaikan jalan setiap tahun akan terus terjadi. Selain itu sistem perbaikan juga dirubah menjadi 5 tahunan atau multi years sebagai solusinya.

"Bisa nggak tender sekali untuk 5 tahun, multi years. Jadi pembangunan jalan tidak ada jedanya. Karena berpengaruh terhadap kekuatan jalan," jelas Agus.

Ambruknya Dermaga V Merak

Tak kalah pentingnya jalur penyeberangan Merak, Banten - Bakauhen, Lampung, juga menjadi jalur vital pemudik. Namun, jelang lebaran musibah terjadi. Jembatan penghubung di Dermaga V Pelabuhan Merak, Banten, ambruk, Sabtu 27 Juli 2013. Sebuah truk pengangkut tepung tapioka seberat 28 ton juga turut tercebur.

Musibah itu mengakibatkan sebagian jembatan penghubung antara kapal dengan daratan di Dermaga V Merak, patah masuk ke laut, sehingga tidak dapat digunakan untuk penyeberangan. Hanya 4 Dermaga saja yang bisa dioperasikan. Arus penyeberangan kendaraan dari Pelabuhan Merak ke Bakauheni pun mulai tersendat. Ratusan truk harus mengantre masuk ke pelabuhan.

Musibah ambruknya dermaga itu patut dipertanyakan. Lantaran selain laik pakai, Dermaga V yang paling muda dibandingkan lainnya karena baru dibangun sekitar 1999 lalu.

Antisipasi Pemudik Sepeda Motor

Selain kemacetan, tingginya angka kecelakaan lalulintas juga mewarnai selama arus mudik dan balik Lebaran khususnya kendaraan roda dua. Pemerintah pun berupaya mengantisipasinya dengan menggelar mudik bareng secara gratis. Kementerian Perhubungan menyediakan angkutan mudik gratis tujuan Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian Pulau Sumatra.

Kemenhub menyediakan 2 kapal laut berukuran besar, ditambah kapal TNI AL, serta armada bus berjumlah 260 buah, dan truk dengan kapasitas 450 sepeda motor. PT Jasa Raharja (Persero), perusahaan plat merah yang menyelenggarakan mudik gratis tahun ini menyediakan 250 armada bus yang mencakup 44 jumlah kota tujuan pemudik.

Selain itu, Polri juga menyediakan pengawalan gratis kepada pemudik motor di sejumlah titik strategis jalur pemudik. Selain mengantisipasi kecelakaan, pengendara juga ditekankan untuk mematuhi peraturan lalulintas dan berkendaraan aman atau safety riding.

Mudik Aman dan Nyaman

Pemerintah sebagai penyelenggara negara dituntut bekerja ekstra agar arus mudik dan balik 2013 ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Terutama dalam rangka meminimalisir angka kejahatan yang kerap terjadi, mulai dari perampokan, pencurian hingga hipnotis.

Kesigapan pemerintah dalam hal ini dijawab aparat gabungan Polri, TNI dan Dishub dengan menggelar Operasi Ketupat seyogyanya bukan hanya sekedar seremonial belaka. Dalam apel kesiapan Lebaran di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Senin 22 Juli lalu, hampir 100 ribu pasukan gabungan disiagakan di semua titik rawan untuk mengamankan arus mudik maupun balik Lebaran. Tentu saja, selain pemerintah seluruh warga negara juga turut andil untuk menyukseskannya.

Pemudik angkutan umum harus selalu waspada dengan barang bawaan, berinteraksi dengan orang yang baru dikenal, dan tidak membawa barang berharga dan uang tunai dalam jumlah besar. Keamanan lingkungan juga harus ditingkatkan agar rumah aman saat ditinggal pergi. Selain itu, pengendara mobil pribadi, sopir angkutan umum hingga penyelenggara angkutan massal juga harus berhati-hati dan mematuhi peraturan.

Jika seluruh elemen masyarakat dan pemerintah memiliki kesadaran bersama, tentu Lebaran tahun ini akan lebih terasa membahagiakan dan membawa berkah, semoga. (Adi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.