Sukses

Tolak Outsourcing, Pekerja Kereta Api Geruduk Kantor PT KCJ

Para pekerja dari PT KAI dan PT KCJ berunjuk rasa di depan Kantor PT KCJ. Mereka menuntut penghapusan outsourcing.

Ratusan pekerja dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) melakukan unjuk rasa di depan Kantor PT KCJ, Stasiun Juanda, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Mereka berunjuk rasa menuntut penghapusan outsourcing dan pengangkatan sebagai karyawan tetap.

"Aksi ini dilakukan karena sudah belasan tahun bekerja, banyak pekerja yang belum diangkat menjadi karyawan tetap. Status mereka masih outsourcing," kata Koordinator Aksi Serikat Pekerja Kereta Api Jabodetabek (SPKAJ), Acril Prasetyo di lokasi unjuk rasa, Jakarta, Selasa (25/6/2013).

Mereka menuntut dihapuskannya pelaksanaan sistem kerja kontrak dan outsourcing yang diterapkan PT KAI dan PT KCJ. Hal itu bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013 jo Permenakertrans 19/2012.

Tuntutan lainnya adalah para pekerja dari 8 vendor perusahaan outsourcing yang bekerja sama dengan PT KCJ diangkat sebagai karyawan tetap sebagaimana dengan nota hasil pemeriksaan Pengawasan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) No B621/PPK/NKJ/V/2013.

Menurut Acril, dalam nota pemeriksaan itu dinyatakan, para pekerja dari 8 vendor, yakni PT ABB, PT PSB/SGR, PT SJE, PT Sentinel, PT LBJ, PT KL, PT CIGS, dan PT Infomedia harus beralih menjadi pekerja tetap PT KCJ.

"Kami juga menuntut agar PT KCJ memanggil dan memperkerjakan kembali para pekerja yang di-PHK dan dirumahkan oleh 8 vendor tersebut, serta diangkat sebagai pekerja tetap oleh PT KCJ," ujar Acril.

Dalam aksi ini, ratusan pekerja sebelumnya melakukan longmarch dari Kantor LBH Jakarta. Sejumlah bendera, poster, dan spanduk dibawa dalam aksi ini. Mereka juga berorasi memprotes apa yang menjadi tuntutan mereka.

Sementara ratusan polisi dari Polsek Metro Sawah Besar dan Brimob Polda Metro Jaya terlihat berjaga-jaga mengamankan jalannya aksi. (Frd/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.