Sukses

Dinkes DKI Jakarta Temukan 24 Kasus Covid-19 Subvarian BN.1

Meski ditemukan puluhan kasus subvarian baru, Dinkes DKI memastikan bahwa situasi Covid-19 di Jakarta masih terkendali.

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menemukan 24 kasus Covid-19 subvarian baru BN.1 per Jumat (9/12/2022). Meskipun demikian, Dinkes menyatakan bahwa situasi Covid-19 di Jakarta masih terkendali.

"Dari 24 pasien BN.1 domisili Jakarta, 30 persen tanpa gejala, 70 persen gejala ringan. Semua isolasi mandiri di rumah sebagian besar sudah sembuh," kata Ngabila saat dihubungi, Sabtu (10/12).

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, tren kasus Covid-19 mengalami penurunan dalam dua minggu terakhir.

“Tren kasus positif [Covid-19] sudah menurun dua minggu terakhir. Tren kematian, penggunaan tempat tidur di rumah sakit menurun seminggu terakhir. Kondisi terkendali,” kata Ngabila.

Ngabila juga menyebutkan bahwa BN.1 pertama kali dideteksi di Jakarta pada 10 Oktober 2022. Sementara itu, dari hasil genkme sequencing, proporsi kasusnya 5 persen dari total varian yang ditemukan di Jakarta pada seminggu terakhir,.

Dia pun meminta agar warga tidak panik dengan hal tersebut dan melakukan pencegahan.

“Apa pun variannya jangan panik, pencegahannya sama. Cegah sakit dengan disiplin bermasker, cegah kematian dan long covid dengan vaksinasi lengkap,” tandasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Muncul Setelah Subvarian XBB dan BQ.1

Kementerian kesehatan (Kemenkes) RI mengkonfirmasi adanya subvarian Omicron baru yaitu BN.1. Adapun subvarian ini muncul setelah subvarian sebelumnya, yaitu XBB dan BQ.1.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, terdapat 20 kasus BN.1 di Indonesia.

"Di Indonesia, sudah terdapat 20 kasus BN.1 dengan kasus pertama dilaporkan dari Kepulauan Riau dengan tanggal ambil 16 September 2022," kata Nadia saat ditemui di Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, Kamis (8/12).

Nadia juga mengatakan, pihaknya masih meneliti apakah subvarian ini berpotensi menjadi pemicu kenaikan kasus Covid-19.

"Subvarian baru BN.1 sudah ada. Apakah ini jadi potensi peningkatan kasus, kita masih monitor," tambah Nadia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.