Sukses

Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar, Kepala BNPT: Perlu Waktu Identifikasi Pelaku

Serangan bom bunuh diri terjadi di Markas Polsek Astana Anyar, Kota Bandung. Delapan polisi menjadi korban, satu di antaranya gugur dalam tugas.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar menyayangkan kasus bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung. Boy mengaku, pihaknya perlu waktu untuk mengidentifikasi pelaku.

“Siapa mereka? Kita perlu waktu untuk melakukan identifikasi dulu. Jadi prosedurnya jika tidak ada saksi-saksi dari kawannya, kita harus mendalami identitas orang yang menjadi pelaku bom bunuh diri. Nah ini sedang berjalan,” kata Kepala BNPT kepada wartawan, Rabu (7/12/2022). 

Boy meminta diberikan waktu beberapa saat sebab tim forensik sedang bekerja. “Ada berbagai cara tapi tim forensik kita pasti akan mengetahui. Perlu waktu bbrp saat. Semoga ada data pendukung seperti identitas. Jadi masih olah TKP. Karena kan peristiwa baru terjadi 8.20 WIB,” ujarnya.

Selain itu, Boy belum bisa memastikan pelaku masuk ke jaringan teroris mana apakah Jamaah Islamiyah (JI) atau Jamaah Anshorut Daulah (JAD). “Tentu perlu data lebih lanjut untuk kita simpulkan ke arah sana,” kata dia.

Lebih lanjut, Boy menyebut bahwa kematian pentolan ISIS memicu munculnya seruan-seruan serangan. Hal itu, menurut Boy harus sangat diwaspadai, terutama menjelang Natal dan tahun baru.

“Dalam menghadapi ini kita terus koordinasi dengan aparat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan termasuk masyarakat sendiri,” katanya memungkasi.

Sebelumnya, Anggota Komisi III DPR Fraksi Demokrat Santoso menyatakan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar merupakan bentuk kecolongan BNPT dalam mengantisipasi aksi teror.

“Peristiwa bom bunuh diri ini BNPT kecolongan,” kata Santoso pada wartawan, Rabu (7/12/2022).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

DPR Kritik BNPT dan BIN

Menurutnya, program deradikalisme BNPT tidak berjalan baik dan hanya fokus menghabiskan anggaran saja.

“Program deradikalisasi yang dilakukan BNPT jangan beroreantasi penyerapan anggaran, tapi harus benar-benar membentuk sikap toleran antar anak bangsa atas adanya perbedaan dan pandangan politik,” kata dia.

Ia mengingatkan, antisipasi teror bukan hanya merupakan tugas BNPT melainkan juga BIN. “Aparat penegak hukum termasuk BIN punya tugas  mengantisipasi agar peristiwa bom bunuh diri ini tidak terjadi lagi?” ujarnya menegaskan.

Selain itu, menurutnya, menjelang akhir tahun justru keamanan harus ditingkatkan. “Potensi bom bunuh diri harus diwaspadai menjelang Nataru (Natal dan Tahun Baru),” ucap dia memungkasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.