Sukses

Dasco Anggap PKS dan Gerindra Tak Pernah Cerai dalam Berkoalisi

Ketua DPP Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco menyatakan tidak pernah putus hubungan atau cerai dengan PKS.

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPP Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco menyatakan tidak pernah putus hubungan atau cerai dengan PKS.

Hal ini menjawab terkait peluangnya PKS bergabung dengan koalisi Gerindra dan PKB.

"Sebenarnya kan kita enggak pernah apa ya, kalau rujuk kan pernah cerai, kita kan enggak pernah cerai. Namanya partai politik kita semua berteman, komunikasi juga masih sering dilakukan," kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (5/12/2022).

Dia menyebut segala kemungkinan terbuka dalam politik, termasuk soal PKS bergabung koalisi.

"Kemungkinan itu semua terbuka. Nah bahwa kemudian ada pro dan kontra terhadap koalisi gerindra dan PKS ya itu dinamika yang terjadi dan kita anggap biasa aja dalam dinamika politik ini," jelas Dasco.

Menurut dia, isu adanya cerai atau gabung koalisi adalah hal sering terjadi dan menjadi bagian dari bumbu politik.

"Apa yang disampaikan dan apa yang terjadi kita anggap ya sebagai bumbu-bumbu daripada pesta demokrasi kita," pungkasnya.

Sementara, Analis Politik Arifki Chaniago, menyebut koalisi Gerindra-PKS bakal menjadi poros kuat di 2024 bila benar merujuk.

"Jika cinta lama ini kembali bersemi, secara emosional tentu lebih mudah dibandingkan kedua partai mencari sekutu baru," kata dia dalam keterangan tertulis diterima, Senin (4/12/2022).

Direktur Eksekutif Aljabar Strategic ini juga melihat, pemilih kedua partai ini lebih mudah diukur karena beberapa kali melakukan eskperimen politik untuk menjalin koalisi. Apalagi, Prabowo dan Gerindra diyakini membutuhkan mesin partai yang solid dan kuat.

“Secara politik kita akui, PKS dan PDIP adalah partai-partai yang mesin politiknya di level bawah bekerja,” jelas dia.

 

**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:

1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Terhalang Anies

Meski tampak akan saling menguntungkan, namun Prabowo yang memilih masuk pemerintahan Jokowi menyebabkan PKS mencari figur pengganti. Sejauh ini, Arifki melihat, Anies lah yang masuk menggantikan peran itu.

"Anies akan menjadi halangan bagi Gerindra untuk menarik PKS kembali menjadi sekutu Gerindra di 2024," ujarnya.

Arfiki memastikan, bersatunya kembali PKS dengan Gerindra di tahun 2024 hanya bisa terbuka, jika deal-deal yang dibangun Koalisi Perubahan tidak menemukan titik temu dalam mengusung capres dan cawapres.

"PKS tentu mengharapkan jatah lain jika kadernya tidak diusung sebagai cawapres Anies. Koalisi perubahan berpotensi rawan digoyang, (khususnya Gerindra ke PKS)," yakin dia.

"PKS sedang mencari kepastian apa yang didapatkannya jika berkoalisi dengan NasDem dan Demokrat. Sedangkan Gerindra tentu masih ragu jika berkoalisi dengan partai lain, karena belum punya pengalaman yang cukup baik dibandingkan dengan PKS," Arifki memugkasi.

 

3 dari 3 halaman

Berawal dari PKB

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal PKB Saiful Huda mengungkap, kriteria partai yang tengah didekati oleh koalisi Gerindra-PKB.

Partai itu adalah yang pernah berkoalisi dengan Gerindra di Pilpres sebelumnya. Serta ada partai yang pernah berkoalisi dengan PKB di Pilpres sebelumnya.

Huda menjelaskan, kedua partai memang berbagi peran masing-masing untuk mendekati partai politik. Gerindra berperan mendekati partai yang pernah berkoalisi di Pilpres sebelumnya.

"Kami berbagi peran. Mana partai yang selama dalam putaran Pilpres sudah membangun koalisi dengan Gerindra, berarti Gerindra concern di partai-partai yang selama ini dalam setiap putaran Pilpres menjadi bagian koalisi Gerindra," ujar Huda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.