Sukses

Penuhi Undangan ke Australia, AHY Bertukar Pendapat dengan Para Akademisi

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mendapat sambutan hangat dari para akademisi ahli Indonesia (Indonesianist) dalam kunjungannya selama seminggu di Australia.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mendapat sambutan hangat dari para akademisi ahli Indonesia (Indonesianist) dalam kunjungannya selama seminggu di Australia.

Di Canberra, AHY memenuhi undangan diskusi dari Prof. Edward Aspinall dan Dr. Eve Warburton di Australia National University (ANU). Diskusi ini berlangsung hangat dan informal namun tertutup. Turut hadir Prof. Hal Hil, beberapa akademisi Australia lainnya maupun sejumlah mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh program doktor.

Dalam keterangan yang diterima, Jumat (2/12/2022), Di Melbourne, AHY diterima oleh pimpinan Monash University serta berdiskusi dengan Herb Feith Center, yang didirikan sebagai penghormatan pada mendiang Prof Herbert Feith, perintis studi tentang Indonesia di Australia, yang meninggal di Jogjakarta. Berkat rintisan Prof. Feith, studi tentang Indonesia berkembang pesat, serta meluas ke berbagai universitas lainnya di Australia.

Usai diskusi, AHY diajak keliling melihat-lihat pengembangan teknologi yang dilakukan para mahasiswa Monash, serta makan siang bersama para mahasiswa Indonesia yang sedang studi di sana.

Di University of Melbourne, AHY diundang diskusi oleh Prof. Vedi Hadiz, orang Indonesia yang menjadi profesor penuh di sana. Prof. Hadiz dikenal kritis terhadap praktek penyelenggaraan kekuasaan di Indonesia.

Kunjungan AHY ini dilakukan atas undangan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia, dalam rangka mempererat hubungan kedua negara.

Selain dengan para akademisi, AHY juga bertemu dan berdiskusi dengan sejumlah pejabat tinggi Australia, maupun dengan Dubes RI di Australia dan Konsul Jenderal RI di Sydney maupun di Melbourne. Diantara jadwal yang padat, AHY menyempatkan diri bertemu dengan masyarakat Indonesia, termasuk barbekyu bersama diaspora Indonesia di Melbourne serta sholat berjamaah di masjid setempat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rangkaian Kunjungan

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendapat sambutan hangat dari sejumlah pemimpin politik dan pemerintah Australia dalam rangkaian kunjungan di Sydney, Canberra dan Melbourne. Selain itu, AHY juga berdiskusi dengan para akademisi terkemuka di kampus-kampus besar di Australia, serta bertemu juga dengan masyarakat Indonesia di sana.

"Kunjungan saya kali ini untuk memenuhi undangan pemerintah Australia. Dulu, terakhir saya ke Australia menjalankan misi kerja sama militer. Kali ini, saya kembali memperkuat relasi bilateral Indonesia-Australia untuk mengokohkan fondasi perdamaian dan stabilitas kawasan di Indo-Pasifik," kata alumnus Kennedy School of Government, Harvard University tersebut.

Di Canberra, AHY melakukan kunjungan kehormatan pada Gubernur Jenderal Australia Jend. Purn. David J. Hurley, selaku Kepala Negara Australia, sekaligus simbol perwakilan Raja Inggris.

AHY juga berdiskusi dengan Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Australia Penny Wong, Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Richard Marles, Menteri Industri dan Science Ed Husic, warga Muslim pertama yang menjadi menteri dalam kabinet pemerintahan PM Anthony Albanese dan juga politisi dari Partai Liberal, yang sekarang menjadi oposisi.

"Ada banyak isu-isu fundamental yang kami diskusikan, untuk pembangunan ekonomi, demokrasi dan juga meningkatkan hubungan bilateral AusIndo, seperti yang dulu dilakukan oleh Presiden SBY," ujar pria kelahiran Bandung tersebut.

Dalam berbagai kesempatan pertemuan tersebut, AHY menyampaikan sejumlah isu pokok. "Pada tataran global, saya menyoroti multilateralisme yang bermasalah, juga rivalitas AS dan China di kawasan Indo-Pasifik. Sebagai negara "middle power", saya berharap Indonesia dan Australia bisa bersama-sama menjaga stabilitas kawasan di Indo-Pasifik," lanjutnya.

Selain itu, AHY menyampaikan tiga tantangan dan peluang bagi hubungan bilateral Indonesia dan Australia. "Pertama, hubungan politik kita terjalin sangat baik, namun kita harus meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara, khususnya dalam bidang perdagangan dan investas," ujar dia.

Kedua, "trust" atau rasa saling percaya adalah kunci penting bagi hubungan kedua negara sahabat ini. Ketiga, hubungan antara warga Indonesia dan Australia atau "people-to-people contact" menjadi "key driver" dan elemen penting bagi kedua negara.

AHY juga berkesempatan berdiskusi dengan Shadow Minister di bidang Luar Negeri Senator Simon Birmingham, dari Partai Liberal yang menjadi partai oposisi pemerintah saat ini.

"Sebagai pihak oposisi di pemerintahan masing-masing, kami berdiskusi dengan hangat bagaimana bisa terus memajukan hubungan bilateral Indonesia dan Australia ke depan. Begitu juga di kawasan, peran ASEAN perlu ditingkatkan untuk menjaga stabilitas," ujar AHY usai pertemuan tertutup.

"Kami pun bersepakat bahwa, hubungan yang baik ini harus terus dilanjutkan, tanpa memandang partai mana yang berada di pemerintahan. Komunikasi aktif di antara oposisi inilah yang menurut saya sangat baik dan perlu diapresiasi," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.