Sukses

PPP Tolak Impor Daging Kerbau dan Sapi, Harus Berdayakan Peternak Lokal

Sekretaris Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPR RI Achmad Baidowi menolak impor daging sapi dan kerbau. Menurutnya pemerintah lebih baik menyerap daging sapi dan kerbau dari peternak dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPR RI Achmad Baidowi menolak impor daging sapi dan kerbau. Menurutnya pemerintah lebih baik menyerap daging sapi dan kerbau dari peternak dalam negeri.

Hal ini disampaikannya saat menjadi pembicara dalam dalam Seminar Fraksi PPP DPR RI dengan tema "Swasembada Daging Sapi: Realistis atau Utopis" yang digelar di Gedung Nusantara I DPR RI, Jakarta.

"Kebijakan impor daging kerbau dan sapi yang tetap digulirkan pemerintah, setidaknya mengabaikan dua hal yang bisa merugikan masyarakat dari aspek kesehatan dan usaha peternak," kata pria yang disapa Awiek, Rabu (30/11/2022).

Menurut dia, impor ini mengakibatkan tekanan kepada peternak kecil di dalam negeri. Dengan masuknya daging itu, otomatis harga sapi menjadi lebih rendah.

"Tentu dengan impor daging sapi dan kerbau, peternak dalam negeri mengalami kerugian," jelas Awiek.

Menurut dia, pertumbuhan sapi lokal yang hanya 3% akibat terhalang oleh skema impor. Sementara kebutuhan daging 696,950 ton. Pasokan dalam negeri 415.000 ton, impor 281.000 ton.

"Kalau ini diteruskan maka ketergantungan impor akan selalu tinggi dan nasib peternak tidak berkembang," kata anggota Komisi VI DPR RI ini.

 

**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:

1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dianggap Belum Optimal

Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PPP Asep Ahmad Maosul Affandy menyebut pemerintah belum optimal mendukung peternak lokal sehingga menyebabkan tidak kompetitifnya produk hewan lokal dibanding impor.

Akibatnya, pembangunan sektor peternakan belum memperoleh hasil yang diharapkan.

"Sebab itu kami mendorong adanya sinergitas seluruh pemangku kepentingan untuk merumuskan langkah konkrit dan komprehensif untuk mengatasi persoalan di bidang peternakan," katanya.

Menurut dia, sektor peternakan memiliki peranan penting dalam mewujudkan bangsa yang sejahtera dalam bidang perekonomian. Oleh karenanya, perlu peningkatan produktivitas komoditas peternakan melalui peningkatan kapasitas peternak untuk penerapan teknologi yang lebih unggul dengan mengembangkan varietas unggul spesifik lokasi.

"Peternakan menjadi salah motor penggerak pembangunan khususnya di wilayah pedesaan. Sektor peternakan mampu mengambil peran dalam penyerapan lapangan pekerjaan di perdesaan, sebabnya perlu melakukan perbaikan tata kelola berternak dan teknologi peternakan secara menyeluruh," tegasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.