Sukses

Kalah Gugatan Nikel di WTO, Jokowi Perintahkan Menteri Ajukan Banding

Jokowi menyampaikan ekspor bahan mentan nikel pada tujuh tahun lalu nilainya hanya Rp19 sampai 20 miliar per tahun, namun setelah Indonesia memiliki smelter nilai ekspor melonjak sampai Rp300 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan menterinya untuk mengajukan banding atas kekalahan Indonesia dalam gugatan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait penghentian ekspor produk bijih nikel. Adapun gugatan ini diajukan oleh Uni Eropa ke WTO.

"Sekali lagi, meskipun kita kalah di WTO, kalah kita urusan nikel ini digugat oleh Uni Eropa dibawa ke WTO kita kalah. Enggak apa-apa. Kalah saya sampaikan ke menteri, banding," jelas Jokowi dalam Pembukaan Rakornas Investasi di Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Dia mengatakan Indonesia akan terus mengejar hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah.

Jokowi menyampaikan ekspor bahan mentan nikel pada tujuh tahun lalu nilainya hanya Rp 19 sampai 20 miliar per tahun, namun setelah Indonesia memiliki smelter nilai ekspor melonjak sampai Rp 300 triliun.

"18 kali lipat kita hitung nilai tambahnya. Terus yang lain seperti apa? Apa kita mau terus-teruskan ekspor bahan mentah?  Ekspor bahan mentah endak," ujarnya.

Oleh sebab itu, Jokowi menekankan pemerintah juha akan mengeluarkan larangan ekspor bahan mentan bauksit. Dia ingin bagan mentah atau raw material diproduksi di dalam negeri untuk meningkatkan nilai tambah.

"Nanti babak yg kedua, hilirisasi lagi bauksit. Artinya, bahan mentah bauksit harus diolah di dalam negeri agar kita mendapatkan nilai tambah. Setelah itu, bahan-bahan lainnya. Termasuk hal yg kecil2, urusan kopi. Usahakan jangan sampai diekspor dalam bentuk bahan mentah, raw material," kata Jokowi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cari Investor Danai Hilirisasi

Jokowi menuturkan bahwa Indonesia sudah beratus-ratus tahun mengekspor bahan-bahan sehingga harus dihentikan.

Jokowi pun meminta jajaran menterinya untuk mencari investor guna pendanaan program hilirisasi.

"Cari investor, investasi agar masuk ke sana. Sehingga nilai tambahnya ada, seperti kasus nikel ini nanti. Dari Rp20 triliun, melompat ke lebih ke Rp300 triliun," ucapnya

"Sehingga neraca perdagangan kita sudah 29 bulan selalu surplus, yang sebelumnya selalu negatif, selalu defisit neraca, berpuluh-puluh tahun kita baru 29 bulan yg lalu kita selalu surplus. Ini yang kita arah," sambung Jokowi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.