Sukses

Mensos Rima Mengaku Kehabisan Stok Tenda untuk Pengungsi Gempa Cianjur

Tak hanya tenda, Menurut Mensos Risma, stok alas tidur untuk korban bencana gempa Cianjur juga habis.

Liputan6.com, Jakarta - Hampir sepekan pasca-gempa melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masih banyak warga terdampak yang tinggal di tenda darurat dari terpal.

Tenda-tenda itu dibangun swadaya di tanah lapang maupun depan halaman rumah mereka yang rusak, karena belum adanya bantuan.

Menyikapi kondisi para korban gempa Cianjur, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengaku telah kehabisan stok tenda untuk membantu para korban. 

"Memang tenda kita sudah habis. 13 bal sudah kita ambil semua disalurkan," kata Risma usia mengunjungi dapur umum Kemensos di Pacet, Cianjur, Sabtu (26/11/2022).

Risma pun terpaksa membeli terpal untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal sementara bagi warga terdampak gempa. Namun, karena banyaknya korban sehingga jumlah terpal yang dibeli pun masih belum mencukupi.

Tak hanya tenda, stok alas tidur untuk korban bencana gempa juga habis. "Iya itu pun stoknya habis, sudah kita keluarkan semua," ucapnya.

Namun secara umum, Risma mengklaim bahwa distribusi bantuan logistik untuk di daerah perkotaan maupun pelosok saat ini relatif tersalurkan dengan baik. Berbeda ketika awal terjadinya gempa, masih minimnya petugas relawan sehingga bantuan logistik maupun penanganan korban di wilayah pelosok tidak berjalan maksimal.

"Mulai bahan baku sampai petugas nggak ada waktu itu. Beberapa titik lokasi nggak ada orang. Akhirnya saya datangkan (relawan) dari Solo, Pati untuk datang dan membantu penanganan korban gempa," pungkasnya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Korban Gempa Cianjur Mulai Terserang Penyakit Ispa hingga Diabetes

Sementara itu, korban gempa Cianjur, Jawa Barat, mulai terserang berbagai penyakit. Pengungsi yang sakit umumnya orangtua dan anak-anak.

Penyakit yang dikeluhkan pengungsi ke posko pengungsian yaitu Ispa, fraktur, luka robek, alergi, myalgia, dyspepsia/gartritis, asma, diare, kudis, dan diabetes akibat tidak terkontrol dan sulit mendapatkan pelayanan.

"Untuk anak-anak banyak kasus mengalami broncho pneumonia, Ispa, patah tulang, kaki, cedera kepala atau tubuh. Rata-rata karena komplikasi dari hasil trauma akibat gempa," kata Ketua Umum PB IDI Dr Moh Adib Khumaidi, dalam keterangannya di Cianjur, Jumat (25/11/2022).

Untuk warga yang kondisinya terbilang berat, kata Adib, dirujuk atau ditangani RS Bhayangkara. Sebab untuk tindakan operasi saat ini dipusatkan di RS Bhayangkara.

"Total operasi yang sudah dilakukan di RS Bhayangkara ada 19 dari 4 tim PABOI Solo, Polri, Makassar, Yogjakarta," kata Adib.

Sementara untuk ibu hamil melahirkan yang ditangani baik normal maupun sectio tercatat ada 8 orang.

3 dari 3 halaman

17 Jenazah Baru Korban Gempa Cianjur Ditemukan pada Jumat 25 November

Sehari sebelumnya, Tim Search and Rescue (SAR) gabungan menemukan dan mengangkat 17 jenazah korban meninggal akibat gempa magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada hari ini, Jumat (25/11/2022).

"Hasil operasi pencarian dan pertolongan Tim SAR gabungan per-hari ini mendapatkan jenazah 17 orang," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto dalam jumpa pers virtual, Jumat, 25 November 2022.

Suharyanto menyebut, dari 17 korban yang ditemukan, 8 di antaranya sudah diketahui identitasnya. Sementara 9 lainnya belum teridentifikasi karena diduga bukan warga Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

"Nah 9 ini karena pelintas, warga luar Kecamatan Cugenang, ini masih diidentifikasi. Mohon seluruh masyarakat di sekitar Kecamatan Cugenang atau seluruh Kabupaten Cianjur atau dari luar Cianjur yang merasa ada anggota keluarganya yang hilang segera melapor," kata dia.

Suharyanto menyampaikan, korban meninggal dunia akibat gempa magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur bertambah menjadi 310 orang. Jumlah korban meninggal bertambah 38 orang dari sebelumnya. Pada Kamis, 24 November 2022, dia menyebut jumlah korban meninggal dunia sebanyak 272 orang.

Sementara korban yang dinyatakan hilang sebanyak 24 orang.

"Korban yang masih belum diketemukan adalah 24 orang. Nah 24 orang ini masih dicari terus. Tetapi 24 orang ini sudah jelas identitasnya," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.