Sukses

BNPT Ajak Alumni Ponpes Lawan Propaganda Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak ratusan alumnus Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Falah Ploso untuk menyebarkan narasi moderat guna melawan propaganda intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak ratusan alumnus Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Falah Ploso untuk menyebarkan narasi moderat guna melawan propaganda intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

"Tujuannya membangun semangat Islam yang penuh toleransi, melawan narasi kebencian oleh kelompok teror agar tidak diikuti masyarakat," kata Kepala BNPT Komjen Polisi, Boy Rafli Amar.

Boy Rafli menilai cara tersebut dapat meningkatkan pemahaman dan kewaspadaan masyarakat terhadap penyalahgunaan narasi agama yang kerap digunakan kelompok teror dalam menarik simpati.

Menurut dia, memberikan pesan-pesan yang meningkatkan kewaspadaan terhadap narasi kebencian harus terus digaungkan masyarakat. Adapun tujuannya agar paham radikal dan aksi terorisme dapat dicegah.

Pada kesempatan itu, mantan Kapolda Papua tersebut optimistis ilmu yang dipelajari oleh para santri selama mondok di Ponpes Al-Falah Ploso bisa menjadi bekal dalam melawan paham radikal, termasuk juga menjadi mitra strategis BNPT RI dalam melakukan kontra narasi.

Ke depan, BNPT RI bersama dengan Ittihadul Mutakhorrijin Al-Falah Ploso (IMAP) akan menjajaki kerja sama formal dalam hal penanggulangan terorisme di Tanah Air.

"IMAP sebagai alumni santri yang memiliki pengalaman yang lebih dapat membangun semangat membentuk perlawanan segala bentuk narasi intoleransi yang tidak sejalan dengan negara," ucap dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Aktif Lawan Propaganda

Sementara itu, Ketua IMAP Jawa Tengah & Daerah Istimewa Yogyakarta K.H. Shohibul Ulumim Nafi'a menyatakan bahwa IMAP akan turut aktif melawan propaganda intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

"Kami sadar kewajiban penanggulangan paham tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab BNPT, tetapi juga kita semua," ujarnya.

Terlebih lagi, lanjut dia, merupakan suatu kewajiban ikut serta berpartisipasi dalam penanggulangan paham-paham yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

Sumber: Antara

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.