Sukses

Kapolri Jemput Langsung Bandar Judi Online Apin BK di Bandara Soetta

Bos judi online Apin BK terbang dari Kuala Lumpur Malaysia pada pukul 20.45 WIB. Lalu, tiba di Bandara Soetta puk 22.02 WIB.

Liputan6.com, Jakarta Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, terlihat malam ini di di Terminal 1 VIP Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Jumat (14/10/2022). Kedatanganya bukan tanpa alasan, melainkan untuk menjemput langsung Bandar besar judi online Apin BK yang ditangkap di Malaysia.

Bersama beberapa petugas kepolisian lain, Kapolri yang mengenakan seragam lengkap, tiba di Terminal 1 VIP Bandara Soetta sekitar pukul 21.45 WIB. Dia sempat menyapa dengan melempar senyum sembari melambaikan tangan ke awak media, yang sudah berkumpul sejak pukul 19.00 Wib.

Dari informasi yang didapat, Apin terbang dari Kuala Lumpur Malaysia pada pukul 20.45 WIB. Lalu, tiba di Bandara Soetta puk 22.02 WIB dengan menumpang maskapai Batik Air jenis Boeing 737-8GP, nomor penerbangan B738.

Saat turun dari pesawat, tampak sosok Apin BK yang sudah mengenakan baju orange tahanan Bareskrim. Dia yang mengenakan kacamata, tampak kedua tangannya diikat dengan kabel ties.

"Sebagaimana komitment kami, kita akan tindak tegas semua judi online. Tadi sudah saya sampaikan beberapa waktu lalu anggota kita kirim ke berbagai negara. Apin BK didapat, dari hasil kita kerja sama dengan polisi Malaysia, alhamdulilah berhasil," ungkap Kapolri.

Untuk selanjutnya, dia memerintahkan Kapolda Sumatera Utara menindaklanjuti penyelidikan lainnya. Termasuk penggerebekan dan pengumpulan barang bukti.

"Saat ini yang jemput Bareskrim, Polda Sumut dan tim yang lain sedang bekerja, nanti akan diinformasikan lagi," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Apin Ditangkap di Malaysia

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan, pihaknya menangkap bos judi online kelompok Medan yakni Apin BK di Malaysia. Nama sosok tersebut sempat muncul di skema grafik Konsorsium 303 yang sempat ramai di sosial media.

"Beberapa waktu lalu sudah saya sampaikan, kami sudah mengirim beberapa personel ke beberapa negara terkait pengejaran terhadap bandar judi online kelas atas yang kabur dan kemudian sembunyi di negara tersebut. Alhamdulilah atas kerja sama dengan Kepolisian Diraja Malaysia, salah satu buron atas nama Apin BK yang sempat bersembunyi di Singapura dan kemudian bergeser ke Malaysia, hari ini atas kerja sama dan skema police to police, buron tersebut berhasil diserahkan kepada kita," tutur Listyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (14/10/2022).

Menurut Listyo, proses penangkapan Apin BK di Malaysia berjalan dengan baik dan lancar. Kemungkinan malam ini pula buron tersebut sudah dapat dibawa kembali ke Indonesia untuk menjalani proses hukum.

"Kami mohon doanya agar buronan-buronan ini segera bisa kita ambil dan kita bawa kembali ke Tanah Air. Ini sebagai komitmen kita untuk tindak tegas masalah judi online," kata Fadil.

 

3 dari 3 halaman

Diduga Terima Setoran

Sebelumnya, skema Konsorsium 303 kembali ramai di media sosial. Kali ini, grafik tersebut memunculkan nama Kabareskrim Komjen Agus Andrianto dan Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Brigjen Andi Rian Djajadi.

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kembali menegaskan bahwa penanganan kasus yang melibatkan Irjen Ferdy Sambo masih fokus pada perkara pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

"Dasar saya dari timsus sana, fokus ke penyidikan 340 subsider 338 juncto 55 dan 56. Kalau medsos, wis susah diklarifikasi, konfirmasi, dan verifikasi," tutur Dedi.

Dalam skema yang beredar, nama Kabareskrim Polri ada di pucuk sebagai pihak yang diduga menerima setoran dari bos judi online kelompok Medan, Apin BK dan Asiang alias Rusli Ali. Masih berdasarkan grafik, Agus juga diduga membawahi 303 kelompok Jakarta dan Medan.

Dirtipidum Andi Rian, Dirkrimum Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmajaya, Kasubdit II Tipiter Bareskrim, Kombes Rony Samtana dan Kombes Pol Deddy Kusuma Bakti juga ikut terseret namanya. Mereka memiliki peran sebagai pengepul setoran dan uang yang sudah terkumpul akan disetorkan ke Kabareskrim.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.