Sukses

Sekjen Gerindra: Hari Ini Ada Kecenderungan Calon Pemimpin Hanya Buat Fasilitas Selfie

Ahmad Muzani mengatakan, pentingnya implementasi empat pilar kebangsaan dalam perhelatan demokrasi di Indonesia karena, melalui demokrasi kekuasaan bisa dipertahankan atau digilir.

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal Gerindra yang juga Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani mengatakan, pentingnya implementasi empat pilar kebangsaan dalam perhelatan demokrasi di Indonesia karena, melalui demokrasi kekuasaan bisa dipertahankan atau digilir.

Hal ini disampaikannya saat menghadiri sosialisasi 4 pilar kebangsaan di Kota Gorontalo pada Rabu (12/10/2022). Kegiatan ini dihadiri oleh para rektor, dekan, dan dosen-dosen kampus negeri dan swasta serta para kyai, ulama, dan habaib se-Gorontalo.

"Oleh sebab itu masyarakat perlu memahami pentingnya demokrasi. Karena demokrasi adalah cara pemimpin untuk mempertahankan kekuasaan dan mempergilirkan kekuasaan," kata Muzani dalam keterangannya.

Dia menegaskan, bagi rakyat untuk memahami kualitas, kapasitas, dan kapabilitas setiap calon pemimpin yang akan dipilihnya.

Karena di era demokrasi yang modern ini, ada banyak cara bagi seorang calon pemimpin untuk mempertunjukkan pencitraan daripada kepedulian dan pengetahuannya tentang masalah yang sesungguhnya dihadapi rakyat.

"Hari ini ada kecenderungan bahwa kita dipertontonkan dengan calon-calon pemimpin yang hanya memenuhi kepuasan rakyat sesaat. Misalnya dengan membuat fasilitas yang hanya menjadi tempat-tempat selfie. Dengan cara-cara seperti itu, maka hampir semua sisi negatif dari calon pemimpin itu tidak kelihatan," ujar Muzani.

"Dan saat ini semua calon pemimpin akhirnya memilih jalan itu, tanpa betul-betul memahami apa yang menjadi masalah bangsa hari ini, apa yang menjadi masalah substansi dan kebutuhan rakyat saat ini. Ketika rakyat memilih calon pemimpin seperti ini, pada akhirnya harapan rakyat menjadi fatamorgana karena ketidakmampuan pemimpin tersebut untuk menjadi pemimpin yang ideal," sambungnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Memilih Pemimpin Kuat

Menurut Muzani, Indonesia ke depan harus memiliki pemimpin yang kuat dengan memahami permasalahan substansi kerakyatan dan ancaman global.

Ancaman resesi dan perang nuklir saat ini harus disikapi dengan cermat. Karena implikasi dari perang Rusia-Ukraina saat ini sudah melanda negara-negara Eropa Barat.

"Tanda-tanda krisis akibat resesi sudah terjadi di Inggris. Orang mulai antri buat makan. Di Kota London, semua makanan harganya naik 25 persen. Negara yang begitu luar biasa makmur dan kaya, tapi sekarang harga makanan sangat mahal. Biaya listrik naik 70 persen, air bersih naik 50 persen. Dan di negara-negara Eropa Barat semua sekarang sedang menghadapi musim dingin. Suplai gas yang selama ini dari Rusia sekarang ditutup," jelas Muzani.

 

3 dari 3 halaman

Antisipasi Resesi

Itu sebabnya, lanjut Muzani, penting bagi Indonesia untuk bisa mengantisipasi dengan baik dari ancaman-ancaman resesi ini.

Dia uga menyinggung persoalan tentang pujian International Monetary Fund (IMF) yang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia adalah cahaya di tengah kegelapan.

"Anehnya di tengah situasi seperti sekarang, IMF justru memuji Indonesia diangap ekonominya paling bercahaya. Kalau sudah dipuji IMF, hati-hati terhadap pujian IMF. Kita punya pengalaman menghadapi krisis berat 98 dan menjadi krisis politik. Saat itu kita terlena dengan pujian IMF yang mengatakan fundamen ekonomi kita cukup kuat," papar Muzani.

"Ketika itu resesi terjadi lebih dulu di negara Thailand. Namun dalam hitung minggu usai IMF memuji kita, Indonesia mengalami hal yang sama dengan Thailand, bahkan lebih parah. Apa artinya? apa yang dikatakan IMF tidak relevan, jangan-jangan mereka memuji agar kita terlena," tambahnya.

Itu sebabnya, Partai Gerindra yang secara resmi telah mengusung Ketua Umumnya, Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 tegas mengatakan bahwa tugas utama Partai Gerindra adalah selalu mengutamakan keadilan dan kesejahteraan rakyat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.