Sukses

Hadirkan Sumber Daya Manusia Berkualitas, Pemerintah Tegaskan Soal Pola Makan Sehat

Presiden pun menargetkan angka prevalensi stunting Indonesia pada tahun 2024 turun ke angka 14%, angka ini di bawah standar badan kesehatan dunia WHO yaitu 20%.

Liputan6.com, Bitung Untuk menurunkan angka prevalensi stunting sekaligus menghadapi bonus demografi pada 2030, Pemerintah berupaya melakukan sejumlah pencegahan stunting. Hal itu harus segera dilakukan karena generasi muda yang produktif dan unggul dapat tercipta jika mereka bebas dari stunting. 

Maka dari itu, salah satu langkah menurunkan angka stunting adalah menjadikan pola makan sehat sebagai gaya hidup sehari-hari.  Demikian disampaikan Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (IKPMK) Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Wiryanta, dalam diseminasi informasi dan edukasi percepatan penurunan stunting bertajuk Kepoin Genbest: Isi Piringku untuk Gizi Harianmu di Kota Bitung, Sulawesi Utara, Rabu (5/10).

Wiryanta mengatakan bahwa bonus demografi memiliki makna bahwa jumlah angkatan kerja atau generasi yang produktif berada di atas 50%. Angka ini adalah berkah jika bonus demografi tersebut adalah sumber daya manusia yang berkualitas bebas dari stunting. 

"Bonus demografi memiliki makna bahwa jumlah angkatan kerja atau generasi yang produktif berada di atas 50%. Kalau indeks pembangunan manusianya bagus, tentu angka produktivitas nasional akan meningkat. Angka produktivitas yang meningkat menunjukkan bahwa negara tersebut adalah emerging country," ujar Wiryanta. 

Hal yang perlu diingat anak yang terlahir stunting akan memiliki tubuh pendek, daya intelektual dan nalar yang rendah sehingga sulit bersaing, serta di usia tua menjadi rentan menderita obesitas dan memiliki penyakit komorbid seperti darah tinggi. 

Presiden pun menargetkan angka prevalensi stunting Indonesia pada tahun 2024 turun ke angka 14%, angka ini di bawah standar badan kesehatan dunia WHO yaitu 20%. Untuk mendukung pernyataan Wiryanta, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Rima Lolong juga memberikan pernyataannya. 

Dia mengatakan terkait dengan pola makan yang sehat, tentu harus merujuk pedoman yang sudah dicanangkan Kementerian Kesehatan yaitu Isi Piringku. Ya, dalam Isi Piringku sudah disebutkan tentang bagaimana pola makan yang sesuai dengan gizi seimbang. 

"Porsi makan dalam satu piring harus diimbangi dengan konsumsi gula, garam dan lemak yang terukur. Dan tentunya ditunjang dengan minum air putih minimal 8 gelas sehari dan melakukan aktivitas fisik," ujar Rima.

Menurut Rima, konsumsi makanan yang mengandung garam gula lemak yang berlebih bisa berpengaruh terhadap angka stunting. 

"Kualitas kesehatan remaja itu merupakan kunci pencegahan dini untuk stunting. Remaja harus sehat," katanya.

Praktisi kesehatan dokter Mario Johan menjelaskan gula, garam dan lemak memiliki ukuran agar gizi seimbang dapat terpenuhi. Menurutnya, mengonsumsi makanan manis boleh saja, asalkan dalam jumlah moderat alias tahu takarannya. 

"Gula 50 gram atau 4 sendok makan maksimal sehari. Satu sendok teh garam dan sekitar 5 sendok makan lemak atau sekitar 67 gram. Ukuran tersebut tidak hanya diukur dari minuman, tapi juga dari makanan yang dikonsumsi dalam satu hari," jelas Mario.

Sementara itu, Koordinator Informasi Komunikasi Kesehatan Direktorat IKPMK Kemenkominfo Marroli J. Indarto mengimbau selain memenuhi gizi seimbang, generasi muda juga harus memperhatikan porsi konsumsi makanan sehingga tidak ada makanan yang terbuang atau food waste. 

"Remaja diharapkan terus menjaga pola makan sehat, dan yang terpenting juga porsi makan secukupnya jangan mengambil makanan berlebihan karena dapat menyebabkan food waste," katanya. 

Dijelaskan Marroli food waste selain berdampak pada lingkungan, yaitu emisi gas rumah kaca, juga berdampak pada kerugian ekonomi masyarakat dan negara. Untuk diketahui, Forum Kepoin GenBest yang diadakan di Kota Bitung merupakan bagian dari kampanye GenBest (Generasi Bersih dan Sehat). 

GenBest merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting. GenBest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari. 

Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, GenBest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, maupun reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, serta videografik.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini