Sukses

Update Selasa 4 Oktober 2022: 6.437.750 Positif Covid-19, Sembuh 6.262.820, Meninggal 158.156

Data update pasien Covid-19 tersebut tercatat sejak Senin 3 Oktober 2022 pukul 12.00 WIB, hingga hari ini, Selasa (4/10/2022) pada jam yang sama.

Liputan6.com, Jakarta - Tim Satuan Tugas atau Satgas Penanganan Covid-19 hingga saat ini masih terus melaporkan adanya penambahan kasus positif, sembuh, dan meninggal dunia akibat virus Corona di Indonesia.

Bertambah 1.851 orang pada hari ini, Selasa (4/10/2022) positif Covid-19.

Hingga kini total akumulatif ada 6.437.750 orang di Indonesia terkonfirmasi positif terinfeksi virus Corona yang menyebabkan Covid-19.

Sedangkan kasus sembuh ada penambahan 1.538 orang pada hari ini. Total akumulatifnya terdapat 6.262.820 pasien berhasil sembuh dan negatif Covid-19 di Indonesia sampai saat ini.

Sementara itu, angka kasus meninggal dunia pada hari ini bertambah 13 orang. Dengan begitu di Indonesia sampai kini total akumulatif ada 158.156 orang meninggal dunia akibat virus Corona yang menyebabkan Covid-19.

Data update pasien Covid-19 tersebut tercatat sejak Senin 3 Oktober 2022 pukul 12.00 WIB, hingga hari ini, Selasa (4/10/2022) pada jam yang sama.

Sebelumnya, pandemi Covid-19 telah menelan banyak korban di seluruh kehidupan kita. Tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik kita, tetapi juga berdampak pada kesejahteraan psikologis kita.

Selain penyakit itu sendiri, lockdown dan jarak sosial menyebabkan serangkaian komplikasi kesehatan, termasuk perjuangan kesehatan mental. Dalam sebuah penelitian baru-baru ini, para peneliti juga mengungkapkan bahwa pandemi mungkin telah menyebabkan perubahan kepribadian pada banyak orang dewasa dan anak muda.

Dilansir dari Times of India, awal tahun ini, tim peneliti dari Florida State University menilai kepribadian 7.109 peserta, yang telah terdaftar dalam Understanding America Study online.

Tujuan mereka adalah untuk melihat apakah pandemi berdampak pada kepribadian orang. Ditemukan bahwa isolasi sosial sangat merugikan masyarakat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pengaruh Pandemi Covid-19

Sesuai penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One, ada beberapa perubahan kepribadian anak muda.

Dalam penelitian tersebut tertulis, "Orang dewasa dan yang lebih muda menjadi lebih murung dan lebih rentan terhadap stres, kurang kooperatif, dan percaya, dan kurang terkendali dan bertanggung jawab."

Menurut para peneliti, orang dewasa dan anak muda sangat terpengaruh oleh pandemi.

"Meskipun pandemi membuat stres bagi semua orang, itu mengganggu tugas normatif masa dewasa dan muda, seperti sekolah dan transisi ke dunia kerja dan bersosialisasi dan mengembangkan hubungan," jelas Profesor Angelina Sutin, peneliti utama studi tersebut.

Diyakini bahwa pandemi dan lockdown memengaruhi proses pendewasaan anak-anak muda dan mengganggu perkembangan mereka. Professor Wiebke Bleidorn, salah satu penulis studi tersebut, menambahkan, "Sangat menarik untuk melihat efek rata-rata ini, terlepas dari kenyataan bahwa orang harus menghadapi hal-hal yang terjadi dengan sangat berbeda. Salah satu interpretasinya adalah bahwa tidak memiliki pengalaman formatif yang normal membuat perkembangan tertunda. Akan menarik untuk melihat apakah sifat-sifat ini bangkit kembali."

Menurut Prof. Sutin, penelitian ini juga memiliki keterbatasan.

"Ini spekulatif karena kami tidak mengukur alasan perubahan, tetapi gangguan ini mungkin berdampak lebih besar pada orang dewasa yang lebih muda karena tugas-tugas ini sangat penting untuk kelompok usia ini," katanya.

Lebih lanjut, penulis mengatakan, perubahan tidak dapat dikaitkan hanya dengan pandemi. Pergolakan politik dan sosial yang dialami bersama dengan pandemi mungkin juga berkontribusi pada perubahan yang diamati.

"Penelitian di masa depan dapat membahas apakah perbedaan kebijakan spesifik antar negara bagian atau negara memiliki dampak yang berbeda terhadap perubahan. Juga, dengan sedikit penilaian kepribadian per peserta, tidak mungkin untuk menguji perubahan nonlinier dari waktu ke waktu. Penelitian di masa depan akan mendapat manfaat dari lebih banyak penilaian kepribadian untuk dapat menguji perubahan tersebut."

 

3 dari 4 halaman

Pandemi Covid-19 Menyebabkan Perubahan Sifat Kepribadian

Para ilmuwan juga menyarankan bahwa infeksi Covid-19 yang parah dan Long Covid dapat menyebabkan perubahan sifat kepribadian. Studi di masa lalu telah melihat bagaimana virus SARs-CoV-2 memengaruhi struktur otak, yang menyebabkan perubahan kepribadian tertentu.

Sesuai penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature, yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Universitas Oxford, Covid-19 dapat memiliki dampak neurologis dengan banyak pasien mengalami kabut otak sebagai salah satu gejala virus.

Studi ini melihat dampak virus pada 785 pasien berusia antara 51 dan 81 tahun dan membandingkannya dengan kelompok kontrol. Selain itu, para peneliti mencatat bahwa pasien yang terinfeksi mengalami penurunan kognitif akibat infeksi.

"Apakah efek merusak ini dapat dibalik sebagian, atau apakah efek ini akan bertahan dalam jangka panjang, masih harus diselidiki dengan tindak lanjut tambahan," tulis para penulis.

 

4 dari 4 halaman

Perjalanan Kasus Corona di Indonesia

Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.

2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.

Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.

Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat

Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.

Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.

Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres).

Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.

Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.

Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.

Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.

Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.

Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.

Berdasarkan situs covid19.go.id, sebanyak 140 rumah sakit di Tanah Air dijadikan rujukan untuk penanganan pasien Covid-19. Ada pula sejumlah tempat yang dijadikan rumah sakit darurat.

Salah satunya, pemerintah resmi menjadikan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai rumah sakit darurat untuk pasien Covid 19. Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi, Senin 23 Maret 2020. Begitu dibuka, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran langsung menerima pasien.

Ada pula Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Pulau tersebut dulunya merupakan tempat penampungan warga Vietnam. Tempat tersebut telah dirapikan dan bisa menampung 460 pasien. Sejumlah tempat milik pemerintah lainnya juga dijadikan tempat isolasi pasien yang terpapar Covid-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.