Sukses

Produk Ikan Kaleng dari Koperasi Binaan KKP Sukses Tembus Pasar Mancanegara

Upaya penguatan koperasi yang fokus dalam menghasilkan produk ikan kaleng dengan cita rasa Nusantara terus didorong oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Liputan6.com, Bantul Upaya penguatan koperasi dan pelaku UMKM yang fokus dalam menghasilkan produk ikan kaleng dengan cita rasa Nusantara terus didorong oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Melalui Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), salah satu koperasi di Kabupaten Bantul berhasil dibina untuk berkembang.

Sebagai koperasi binaan KKP, Mina Bahari 45 memiliki peran untuk menjadi pengelola sentra pengolahan ikan yang dibangun oleh KKP di Pantai Depok Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

"Ini merupakan salah satu potret koperasi perikanan yang sukses. Dapat saya laporkan bahwa salah satu unit usaha yang dilakukan oleh koperasi ini terkait dengan usaha pengolahan ikan dalam bentuk produk kaleng," ujar Plt Dirjen PDSPKP, Ishartini saat melakukan kunjungan kerja bersama anggota Komisi IV DPR RI ke Koperasi Mina Bahari 45 yang berada di Kabupaten Bantul, Yogyakarta kemarin, Rabu (28/9/2022).

Ishartini mengungkapkan bahwa produk koperasi tersebut telah menjangkau area Jawa, Bali, serta luar negeri seperti Perancis, Hongkong, Kanada, Belanda, Malaysia, dan Singapura.

Produk-produk andalannya seperti tuna balado kaleng, botok lemi telur rajungan kaleng, sup ikan patin kaleng, mangut lele kaleng, garang asem ikan patin kaleng, garang asem ikan nila kaleng, terasi panggang bubuk kaleng, dan cumi sambal ijo kaleng.

Per bulan, unit pengolahan ikan yang telah memiliki sertifikat Good Manufacturing Practices (GMP), BPOM, Halal, dan HACCP ini dapat mengolah bahan baku sebesar 2,2 ton yang berasal dari nelayan lokal.

"Terdapat perputaran uang yang besar hingga mencapat Rp45 juta hingga Rp57 juta. Tentu ini luar biasa karena produk olahan terbukti bernilai tambah," ungkap Ishartini.

Dalam kesempatan yang sama, Ishartini akan memberikan bantuan terhadap Koperasi Mina Bahari 45 dalam menyediakan tempat pengolahan bangunan Sentra Pengolahan Ikan yang dibangun tahun 2015 senilai Rp2,2 miliar dan mempermudah akses pembiayaan ke Badan Layanan Umum (BLU) Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) KKP tahun 2018 dengan nilai Rp2,5 miliar.

Tak hanya itu, terdapat bantuan 2 unit chest freezer senilai Rp11 juta di tahun 2022, seamer pengalengan 1 unit, hingga fasilitasi promosi pada #pasarlautindonesia, Bangga Buatan Indonesia (BBI).

Ishartini berharap, Koperasi Mina Bahari 45 dapat menjadi koperasi percontohan bidang usaha pengolahan dan pemasaran serta menginspirasi pelaku usaha pengolahan ikan skala mikro yang lain untuk terus mengembangkan usahanya.

"Kuncinya diversifikasi produk olahan bernilai tambah, memperluas akses pasar serta melaksanakan perizinan berusaha," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Apresiasi Diberikan

Sementara itu, anggota Komisi IV DPR RI, Alien Mus mengapresiasi capaian Koperasi Mina Bahari 45 termasuk kinerja dalam pengembalian dana pinjaman dari BLU KKP yang sangat cepat. Menurutnya, pertumbuhan sektor industri pengolahan ikan menjadi salah satu faktor penting yang menjadi penggerak perekonomian.

Selain itu, Alien juga memberikan apresiasi segala bantuan dari KKP untuk pengembangan Koperasi Mina Bahari 45.

“Alat penutup kaleng bantuan dari KKP jelas sangat membantu Koperasi Mina Bahari dalam meningkatkan kapasitas produksinya. Sebelumnya dengan alat manual hanya mampu memproduksi 250 kaleng/hari bisa menjadi 1500 kaleng/hari,” ujar Alien.

Sebagai informasi, Kabupaten Bantul telah masuk menjadi salah satu daerah penerima Dana Aloksi Khusus (DAK) Tahun 2023 yang dapat digunakan untuk rehabilitasi bangunan sentra pengolahan dan perbaikan atau pengadaan peralatan sentra pengolahan.

Selain itu, dapat digunakan untuk rehabilitasi kolam atau bak pemijahan/induk/calon induk/larva/tandon, pengadaan sarana dan prasarana budi daya ikan air tawar (nila/mas/gurami/patin/lele).

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono juga mengunjungi lokasi yang sama beberapa waktu lalu dan mengungkapkan bahwa pelaku usaha harus tanggap akan kemjuan teknologi dan tren pasar. Ia pun meminta pengelola sentra perikanan untuk lebih gencar lagi dalam mempromosikan dagangannya melalui marketplace atau sosial media.

"Fasilitas yang ada saya harap mendorong teman-teman di koperasi untuk terus mengembangkan usaha. Karena kegiatan ini menghasilkan perputaran ekonomi yang lumayan besar dan menyerap tenaga kerja," ungkapnya.

Sejalan apa yang diminta oleh Menteri Trenggono, Ditjen PDSPKP juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai marketplace, seperti Shopee, Grab, Gojek, dan Aruna guna meningkatkan kapasitas UMKM dalam melakukan pemasaran digital.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini