Sukses

Narasi Tv Resmi Lapor Bareskrim Polri Terkait Peretasan

Sejumlah awak redaksi Narasi telah menjadi korban peretasan di beberapa media sosial, sejak 24 September 2022 lalu, yang diawali oleh produsernya.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah awak redaksi Narasi telah menjadi korban peretasan di beberapa media sosial, sejak 24 September 2022 lalu, yang diawali oleh produsernya. Oleh karena itu, hal ini dilaporkan ke Bareskrim Polri, dengan nomor laporan teregistrasi LP/B/0573/IX/2022/SPKT/BARESKRIM POLRI, tanggal 30 September 2022.

"Jadi kita hari ini melakukan pelaporan terkait dengan dugaan adanya peretasan terkait website teman-teman Narasi. Tapi hari ini, kami mewakili PT secara perusahaan persnya yang memang diduga websitenya diretas," kata Kuasa Hukum Narasi Tv, Ade Wahyudin kepada wartawan di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat (30/9/2022).

"Jadi, kami sudah tanda terima laporannya. Adapun pasal yang digunakan yaitu Pasal ilegal akses, Pasal 30 dan 32 UU ITe dan Pasal 18 ayat 1 UU Pers. Jadi, secara jelas kami masukan ini menghambat jurnalistik dari teman-teman Narasi," sambungnya.

Saat itu, dirinya menyebut, tim IT dari Narasi melakukan konsultasi kepada para penyidik. Kendati demikian, dengan adanya kejadian ini disebutnya menjadi menghambat kegiatan jurnalistik kliennya.

"Untuk bukti awal itu masih dalam namanya lock. Jadi, kurang lebih ini menjadi salah satu bukti kita informasi-informasi akses upaya-upaya masuk dan kemudian bukan hanaya itu sebenarnya tetapi ada pesan yang masuk di dalamnya kita bisa baca 'diam atau mati'," sebutnya.

"Jadi ini beberapa kali masuk ke dalam server klien kami, website klien kami dan juga bukan hanya masuk tetapi juga ancaman. Kurang lebih 3.600 kali permenit," sambungnya.

Kendati sejumlah Kru Narasi mengalami peretasan, untuk laporan yang dibuat di Bareskrim Polri saat ini terkait dengan website atau situs kliennya yang juga memang diretas.

"Untuk saat ini kami melaporkan yang website meskipun teman-teman sudah tahu, karena sudah ada rilis dari kami juga terkait lebih dari 30 akun peretas. Tetapi itu masih dalam pendokumentasian kami. Kami masih mengkaji lebih lanjut sekaligus kami memikirkan upaya hukum lebih lanjut," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Harap Laporan Ditindaklanjuti

Sementara itu, Ketua Umum Aliansi Jurnalistik Indonesia (AJI) Indonesia Sasmito Madrim yang juga menemani saat membuat laporan tersebut ingin agar laporan yang dibuat oleh pihak Narasi dapat ditindaklanjuti.

"Jadi, kami brrharap ini ditindaklanjuti serius dan menjadi perhatian pemangku para kepentingan yang lain termasuk Dewan Pers, Kemenkopulhukam termasuk Presiden. Karena serangan tehadap Pers adalah serangan terhadap demokrasi," ujar Sasmito.

"Kami berharap ini serangan terakhir teman-teman jurnalis dan perusahaan pers di Indonesia," tambahnya.

Selain itu, dirinya mengaku akan melakukan audiensi dengan Dewan Pers terkait dengan kejadian yang dialami oleh Narasi. Kegiatan itu nantinya akan dilakukan pada Senin (3/10/2022) mendatang.

"Jadi, teman-temen Senin besok kami juga audiensi dengan Dewan Pers. Karena ini juga menjadi salah satu serangan. Dewan Pers sebagai komunitas penjaga, Dewan Pers sudah selayaknya mengawal isu ini. Kita tahu di dalam Dewan Pers juga tim ad hoc, tim antikekerasan wartawan dan perusahan media," ungkapnya.

"Mungkin kita berharap di pertemuan hari Senin, Dewan Pers akan mengaktifkan satgas antikekerasan terhadap wartawan, supaya kasus ini diusut dengan tuntas dan cepat," tutupnya.

3 dari 4 halaman

Polri Telusuri Peretas

Sejumlah orang yang bekerja di Narasi telah menjadi korban peratasan sejak 24 September 2022 lalu. Teranyar, mereka yang menjadi korban peretasan itu sebanyak 35 orang.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mempersilahkan agar kejadian tersebut dapat dilaporkan kepada anggota Korps Bhayangkara.

"Yang jelas silahkan dilaporkan, dilaporkan saja. Kita kan ada Direktorat Siber," kata Sigit kepada wartawan di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (30/9/2022).

Jenderal bintang empat ini menegaskan, bakal membantu untuk menelusuri siapa yang telah meretas kru Narasi.

"Nanti akan kita bantu telusuri, kita akan bekerja sama dengan teman-teman di BSSN, untuk bisa mendalami siapa peretasnya," tegasnya.

4 dari 4 halaman

Sejumlah Awak Redaksi Jadi Korban Peretasan

Sebelumnya, Sejumlah orang yang bekerja di Narasi telah menjadi korban peretasan. Kejadian peretasan ini terjadi pada Sabtu, 24 September 2022, yang dialami oleh produser Narasi.

"Teman-teman di Narasi, dimana kami mendapatkan soal peretasan yang kami terima sejak, awal mulanya kami terima pada hari Sabtu tanggal 24 September," kata Head of Newsroom Narasi, Laban Abraham, Senin 26 September 2022.

"Ini diawali dari seorang produsernya Narasi yang tidak bisa mengakses WA pada pukul sekitar 15.00 Wib atau 15.30 Wib pada Sabtu 24 September," sambungnya.

Ia menjelaskan, peretas tersebut telah mengambil alih semua komunikasi atau aplikasi. Sehingga, membuat produser tersebut tidak bisa lagi menggunakan salah satu sarana komunikasi itu.

"Lantas beberapa jam kemudian, kami mendapatkan laporan, mungkin sekitar 2 jam kemudian. Kami mendapatkan laporan ada 2 lagi teman salah satunya adalah manajer pemberitaan di Narasi, yang juga menghadapi hal serupa," jelasnya.

"Bedanya adalah dia bukan hanya mendapatkan gangguan di WA tapi juga ada percobaan pengambilalihan akun Facebook, Telegram dan Instagram. Salah satu diantara akun itu bahkan sempat login di device baru," tambahnya.

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.